Berbagai mayat itu kemudian dipindahkan ke lokasi baru, hasil jual tanah bersangkutan lalu dibelikan tanah pengganti. Tetapi pada lokasi baru, lebih mirip pemakaman massal. Sehingga, pada lokasi baru ukurannya rata-rata kecil dengan bentuk nisan sama, dibandingkan makam awal.
Baca Juga: Kertajati Majalengka, Antara Bandara Kertajati, Serta Pesawahan Sarang Tikus dan Ular Kobra
Uniknya, kata Abah Oyo, di pemakaman baru, malah dikenal angker. “Mungkin banyak jin yang mendiami lokasi itu, dan bukan berasal dari arwah orang-orang yang dipindahkan ke situ. Sebab di lokasi sama dikenal sudah banyak jin yang menghuni, sebelum diisi berbagai mayat pindahan,” ucapnya.
Melihat situasi penggalian banyak kuburan itu, Kang Hakim kemudian mengingatkan, bahwa pada akhirnya semua manusia berakhir riwayatnya. Semua manusia, hanya menyisakan kembali menjadi tanah atau tulang. Di akherat, tinggal mempertanggungjawabkan amal perbuatan di dunia. ***