Di Kertajati, Majalengka, Bikin Pabrik Menggusur Kuburan, Satu Kampung Kesurupan

- 22 Agustus 2023, 10:54 WIB
Suasana pembangunan Bandara Kertajati, Majalengka tahun 2020.
Suasana pembangunan Bandara Kertajati, Majalengka tahun 2020. /Instagram @infobijb

DESKJABAR – Sampai masa kini, pembangunan sejumlah proyek banyak dilakukan dengan menggusur kuburan. Di Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ada pembangunan pabrik dengan menggusur banyak kuburan, yang kemudian terjadi kesurupan massal di lokasi.

 

Kabar kejadian kesurupan massal ketika pemindahan suatu areal kuburan di Kertajati, Majalengka, sudah dua tahun lalu. Bekas areal kuburan tersebut kini kabarnya sudah menjadi sebuah bangunan industri atau pabrik di kawasan Kertajati.

Kawasan Kertajati diketahui terdapat Bandara Kertajati BIJB, dimana di sekitarnya muncul bisnis lain. Suasana di Kertajati diketahui sebagian berubah pada sejumlah lokasi, seiring pembangunan bandara serta bisnis lain ikutannya. Namun sampai kini masih luas pesawahan, kebun, dan kampung kehidupan penduduk lokal.

 Baca Juga: Kertajati, Majalengka, Diantara Bandara dan Masa Depan Pertanian Pangan, Ini yang Bakal Terjadi

Kisah kejadian

Adalah Kang Hakim, petualang asal Bantarujeg, Majalengka, yang kali ini berkelana ke Kecamatan Kertajati. Ia mengobrol dengan Abah Oyo, warga setempat, soal kejadian kesurupan massal warga setempat ketika sedang melakukan pemindahan ratusan kuburan.

Disebutkan Abah Oyo, pada lokasi itu ada sekitar 500-an kuburan digusur atau dipindahkan dimana lahannya akan dibuat pabrik tekstil pada tahun 2021. Abah Oyo termasuk yang ketika ikut juga memindahkan banyak kuburan di kampung dimaksud.

Menurut Abah Oyo, pihak berkepentingan proyek itu, mengupah banyak orang dalam pemindahan ratusan kuburan itu. Misalnya, penggali kubur Rp 300 ribu per kuburan dan  menguburkan Rp 100 ribu per jenazah.

Ia mengatakan, ketika membongkar kawasan kuburan itu, pernah menggali 3-4 kuburan per hari secara sendirian. Boleh jadi, penghasilan Abah Oyo, ketika itu sekitar Rp 900 ribu-1,2 juta per hari hasil menggali kuburan. Pekerjaan itu ia lakukan selama sekitar 2 minggu.

 

Soal kondisi para mayat ketika digali, menurut Abah, berbeda-beda, tetapi rata-rata tidak berbau hanya tercium bau apek saja. Tetapi ketika melihat kondisi pemandangan berbagai mayat digali tidak membuat dirinya mual, bahkan tetap bisa makan seperti biasa.

Menurut Abah Oyo, ketika sedang dilakukan penggalian massal kuburan itu, terjadi banyak orang kesurupan bahkan dialami orang-orang satu kampung. Kejadiannya secara merembet kepada orang-orang sekampung, karena rata-rata ikut mengerjakan pemindahan berbagai kuburan itu.

Baca Juga: Bandara Kertajati Majalengka, Ini Layanan Angkutan Umum Tersedia Mulai 17 Mei 2023

Kejadian kesurupan massal itu, dikatakan Abah Oyo, berawal ketika ada seseorang pria mengambil kerangka mayat secara kurang bagus perlakuannya. Kontan pria itu langsung kesurupan walau kemudian segera disembuhkan, namun kemudian merember kepada yang lainnya.

“Banyak sekali yang kesurupan, lebih dari 20-an orang lebih semuanya dari kampung bersangkutan. Semua mayat digali rata-rata umurnya sudah sangat tua, kebanyakan sudah tinggal tanah, hanya sebagian yang masih ada kerangkanya,” ujar Abah Oyo.

Gambaran kisah kejadian yang dimunculkan Kang Hakim itu muncul pada YouTube Rizquna Channel, Satu Kampung Jadi Tumbal Proyek Pocong Besar-besaran, diunggah Minggu, 20 Agustus 2023.

Abah Oyo menceritakan kesurupan massal.
Abah Oyo menceritakan kesurupan massal. YouTube Rizquna Channel

Berbagai mayat itu kemudian dipindahkan ke lokasi baru, hasil jual tanah bersangkutan lalu dibelikan tanah pengganti. Tetapi pada lokasi baru, lebih mirip pemakaman massal. Sehingga, pada lokasi baru ukurannya rata-rata kecil dengan bentuk nisan sama, dibandingkan makam awal.

Baca Juga: Kertajati Majalengka, Antara Bandara Kertajati, Serta Pesawahan Sarang Tikus dan Ular Kobra

Uniknya, kata Abah Oyo, di pemakaman baru, malah dikenal angker. “Mungkin banyak jin yang mendiami lokasi itu, dan bukan berasal dari arwah orang-orang yang dipindahkan ke situ. Sebab di lokasi sama dikenal sudah banyak jin yang menghuni, sebelum diisi berbagai mayat pindahan,” ucapnya.

Melihat situasi penggalian banyak kuburan itu, Kang Hakim kemudian mengingatkan, bahwa pada akhirnya semua manusia berakhir riwayatnya. Semua manusia, hanya menyisakan kembali menjadi tanah atau tulang. Di akherat,  tinggal mempertanggungjawabkan amal perbuatan di dunia. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: YouTube Rizquna Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah