Kehidupan sehari-hari, Mak Eni bekerja sebagai tukang urut dan ikut menanam singkong juga pisang di kebun orang.
Ia melakukan hal tersebut karena tak mau ketergantungan pada bantuan orang lain termasuk anak-anaknya.
“Kalau dikasih sama anak-anak oleh saya disedekahkan kepada mereka yang lebih membutuhkan,” ucap Mak Eni yang bikin kagum KDM.
Baca Juga: Cerita Kades Cimari Ciamis Jelang HUT RI ke-78: Dari Gelar Aneka Lomba hingga Kisah Kampung Bendera
Dedi Mulyadi bertekad di kepemimpinan ke depan para jompo dan janda tua seperti Mak Eni harus memiliki jaminan kehidupan yang lebih baik. Sebab sosok seperti Mak Eni seharusnya dijamin oleh negeri.
“Inilah nasib rakyat kita di usia tua masih harus mencangkul tanam singkong, tanam pisang, tapi rakyat tidak pernah mengeluh. Tapi kalau pejabat tunjangannya telat ngeluh, uang perjalanan turun ngeluh, sementara rakyat punya daya juang yang tinggi,” ucap KDM.
Di akhir acara Dedi Mulyadi menyerahkan uang sebesar Rp.6 juta sebagai modal tambahan hidup Mak Eni.
KDM pun tak kuasa menahan tangis karena teringat dengan sosok almarhum ibunya, Karsiti. Ia menceritakan sejak ibunya meninggal bertekad untuk terus mencintai dan melindungi kaum perempuan yang sebaya dengan almarhum ibunya.
“Tugas negara adalah melindungi anak yatim dan jompo. Semoga mimpi itu bisa terwujud oleh pemimpin istimewa (Prabowo Subianto),” ucap KDM.