Pembuktian Secara Ilmiah tak Ada Bantuan Gaib
Dokter Hastry mengakui bahwa dalam menjalankan otopsi jenasah terkadang dibarengi dengan hal-hal gaib seperti bermimpi bertemu korban, atau penglihatan gaib saat melakukan otopsi.
Meski demikian, dokter Hastry menegaskan bahwa hasil otopsi dilakukan secara ilmiah dan tidak ada bantuan hal-hal gaib. Seperti diketahui, saat ikut menangani kasus Subang, dokter Hastry mengakui pernah bermimpi didatangi korban yang meminta tolong.
Dokter Hastry memaparkan bagwa otopsi dilakukan untuk mengetahui waktu, penyebab, dan cara kematian. Ketiga hal ini dinilai penting untuk membantu tim pemeriksa untuk pengungkapan kasus, termasuk di kasu Subang 2021.
Menurutnya, untuk menemukan waktu kematin, maka biasanya akan dilihat dari kondisi jenasah sat ditemukan. Kalau di jenasah ditemukan lebam mayat, itu beratyi waktu kematiannya kurang dari 4 jam.
“Tetapi itu lebab bukan memar. Kita bisa membedakannya. Kalau jenasah sebelum kematian 4 jam biasanya muncul lebam mayat dengan warna kebiruan seperti memar,” ujarnya.
Dokter Hastry menambahkan, proses terjadinya lebam mayat adalah normal karena terkait akibat gravitasi bumi. Jika meningal dalam keadaan terlentang, maka dibagian belakang jenasah yang menempel ke bumi akan terjadi lebam.
“Sebaliknya kalau memar, dokter bisa membuktian dengan membedah bagian kulit. Kalau memar akibat benturan biasanya ada darah mengumpal di bawah kulit,” ujarnya.
Dokter Hastry menambahkan, sebenarnya waktu kematian juga bisa didapatkan secara detail hingga detik-detiknya dengan cara pengukuran suhu hati. “Namun itu jarang dilakukan dan alatnya juga susah. Selain itu masing-masing jenasah akan berbeda-beda, seperti tergantung usia korban, tempat dan kondisi jenasah.