Meski berbagai jalur alternative sudah dibuka seperti Cijapati, atau melalui pantai selatan dengan rute Pangalengan atau Ciwidey, tetap saja kemacetan di jalur ini selalu terjadi, karena inilah jalur yang dianggap sebagai jalur terdekat.
Ada sejumlah titik kemacaten di jalur ini yakni persimpangan rel kereta Nagrog, Kabupaten Bandung, Nagreg, Limbangan, Tanjakan Gentong, Kadungora, dan Singaparna.
Catatan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung pada arus mudik Lebaran 2022, pada H-5 saja sudah terjadi peningkatan volume kendaraan yang mencapai 1.300 kendaraan. Jumlah itu naik sebanyak 23 persen dibanding sehari sebelumnya.
Baca Juga: Indonesia vs Thailand Hari Ini Berebut Posisi Juara Grup C, Diajang BAMTC 2023 di Dubai
Kian mendekati lebaran jumlahnya kian meningkat tajam. Dishub Kabupaten Bandung mencatat pada H-2 mencatai jumlah kendaraan yang melalui jalur via Nagreg sebanyak 85.505 kendaraan. Jumlah ini naik sekitar 5000 kendaraan dibanding hari yang sama Lebaran 2021.
Akibat meningkatnya jumlah kendaraan dalam waktu bersamaan, maka tidak heran Tanjakan Gentong menjadi masalah utama kemacetan, karena tanjakannya yang curam dan cukup panjang.
Pada H-2 Lebaran 2022 atau pada 29 April 2022, terjadi kemacaten parah yang dimulai dari tanjakan Gentong bawah hingga ke kawasan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan salah seorang pengendara mengaku, mereka harus menghabiskan waktu tempuh 10 jam dari Bandung ke Tasikmalaya.
Berkaca dari kondisi arus mudik Lebaran 2023 dan arus kendaraan liburan Natal 2022 dan tahun Baru 2023, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah jauh-jauh hari memerintahkan persiapan arus mudik dan balik Lebaran 2023.
Alasannya, Menhub Budi Karya Sumadi memprediksi akan terjadi lonjakan jumlah kendaraan yang akan mudik. Hal itu terjadi sejalan dengan pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).