Masjid Al Jabbar Bandung Jadi Polemik Soal Anggaran, Pegiat Anti Korupsi Telah Turun Tangan Minta APH Mengusut

- 8 Februari 2023, 10:01 WIB
Gubernur Ridwan Kamil melakukan inspeksi Masjid Al Jabbar salah satunya dengan menaiki perahu motor beberapa waktu lalu. Kini masjid terapung itu jadi polemik terutama soal anggaran yang besar
Gubernur Ridwan Kamil melakukan inspeksi Masjid Al Jabbar salah satunya dengan menaiki perahu motor beberapa waktu lalu. Kini masjid terapung itu jadi polemik terutama soal anggaran yang besar /jabarprov.go.id/

DESKJABAR- Masjid Al Jabbar Bandung yang beralamat di Jalan Cimencrang Gedebage Kota Bandung masih menjadi sorotan terutama soal dan pembangunan yang menelan biaya lebih dari 1 triliun. Bahkan masih dalam persoalan Masjid Al Jabbar Bandung, beberapa waktu lalu ada ancaman dari pengusaha akan membongkar kubah Masjid Al Jabbar Bandung karena belum dibayar. Tentu saja ini sangat memilukan, dibalik kemegahan Masjid Al Jabbar Bandung ternyata banyak masalah bahkan Kordinator Beyond Anti Corruption (BAC) Dedi Haryadi menyebutnya ada unsur dugaan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam pembangunan Masjid Al Jabbar tersebut.

 Anggaran Masjid Al Jabbar yang dikeruk dari APBD Pemprov Jabar lebih dari satu triliun rupiah itu mendapat kritik pedas dari netizen dan juga warga Jawa Barat, karena di Jabar masih banyak masyarakat miskin, jalan rusak, dan prioritas lainnya yang harus digelontorkan kesitu anggarannya dari pada dibangun Masjid megah.

Baca Juga: Mengapa Knalpot Motor Dibungkus Exhaust Wrap? Mengenal Fungsi Perban Knalpot dan Cara Pasangnya

Baca Juga: Kota Bandung dan Sekitarnya, Diprediksi akan Hujan Sedang, Rabu, 8 Februari 2023 Ini

Para pegiat anti korupsi pun sudah turun tangan bahkan sudah meminta aparat penegak hukum (APH) proaktif dalam menelisik dugaan KKN dalam proyek Masjid Terapung Al Jabbar.

Yang disoroti lebih dalam adalah tentang anggaran 15 miliar yang digelontorkan hanya untuk pembuatan konten Masjid Al Jabbar Bandung, dana tersebut sebenarnya terlalu berlebihan dan prosesnya melanggar dari sisi aturan.

 

Unsur Korupsi

Kordinator Beyond Anti Corruption (BAC) Dedi Haryadi pun buka suara bahkan dia menyebut langsung ada praktek dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam proyek pembuatan konten Rp 20 miliar.

Dedi Haryadi pun merinci indikasi KKN dalam pengadaan proyek pembuatan konten Masjid Al Jabbar.

1. Proses Lelang

Berdasarkan penelusuran BAC, Dedi Haryadi menemukan fakta adanya dalam lelang proyek mengalami kegagalan selaa dua kali.

Dengan alasan tidak ada peserta lelang yang dianggap layak, sehingga akhirnya dilakukan penunjukkan langsung.

Baca Juga: 9 Syarat yang Wajib Disiapkan Siswa Sekolah Sebelum Daftar SNPMB 2023, Ini Penjelasannya

Dedi Haryadi menyebut bahwa ini ada kesengajaan di skenariokan agar bisa menjadi pemenang lelang dengan cara ditunjuk langsung.

Menurut Perpres 16 Tahun 2018 bahwa Pengadaan Barang dan Jasa maksimal plafon untuk pengadaan langsung hanya untuk proyek senilai Rp 200 juta.

Jadi kalah skenario ini terjadi berarti menyalahi aturan.

Baca Juga: KODE REDEEM FF 8 Februari 2023, Terbaru, Ayo Bungkus dan Klaim Hadiah Kejutan dari Garena Free Fire, GRATIS

 

2. Ada Indikasi KKN

Dedi Haryadi pun menyebut bahwa proyek pengadaan pembuatan conten Masjid Al Jabar itu diindikasikan KKN dari sisi pemenang tender.

Diketahui berdasarkan laman LPSE pihak yang memenangkan tender adalah Sembilan Matahari, sebagai CEO and Crative Head Sembilan Matahari Adi Panuntutan.

Menurut Dedi Haryadi, perusahaan Sembilan Matahari sudah dinyatakan gagal ketika mengikuti tender sebelumnya dengan alasan tidak lulus evaluasi penawaran.

Bahkan Dedi menyebut jika pengurus dari perusahaan ini diduga memiliki hubungan primodial dengan Gubernur Ridwan Kamil.

Dedi pun menjelaskan bawah CEO dari Sembilan Matahari adalah Ketua Bandung Creative City Forum (BCCF) dimana Ridwan Kamil dulu pernah jadi ketua BCCF.

 

Terkesan Pencitraan

Sementara itu pengamat kebijakan publik, Kandar Karnawan menyatakan prihatin banyak oknum pejabat yang menggunakan cara untuk menaikan populeritas dengan memainkan medsos dan mengabaikan rasa keadilan berujung menyengsarakan dan tidak memenuhi harapan rakyatnya.

Padahal harusnya niat beribadah, pengabdian yang tulus yang tidak perlu pencitraan berlebihan, biarlah rakyat yang mendengar, melihat dan merasakan tanpa melihat medsos yang menyesatkan.

Baca Juga: Minum Susu Setelah Makan Ikan, Sebabkan Keracunan, Mitos atau Fakta pada Kesehatan ?

"Jadi saya sangat menyesalkan bia ada oknum pejabat seperti itu, terlebih anggaran yang begitu besar," katanya.

Khusus untuk anggaran pembuatan konten Masjid Al Jabbar sebesar Rp 20 miliar, itu sangat keterlaluan.

"Saya minta APH tong cicing wae segera lakukan penyelidikan, ini mah sudah terang benderang," ujarnya.

Munculnya informasi mengenai biaya membuat konten Masjid Al Jabar sudah ramai dibicarakan di Grup WA beberapa tokoh masyarakat yang juga sampai ke Group DPP Manggala Garuda Putih.

Melalui informasi tersebut sudah gamblang mengenai biaya dan juga pekerjaannya, tercantum pagu anggaran pembuatan konten Rp 20 miliar dengan nilai HPS Paket Rp 16,3 miliar.

Sebenarnya informasi mengenai besar biaya pembuatan konten Masjid Al Jabbar muncul tidak lama setelah informasi dana pembangunan Masjid Terapung Gedebage itu sebesar Rp 1 triliun yang mengundang kritik dari masyarakat.

Lalu mengenai dana untuk pembuatan konten tersebar dalam bentuk screenshot sebuah informasi lelang proyek dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Baca Juga: Mulai Hari Ini Pendaftaran Calon Ketua Umum KONI Kota Bandung Dibuka, Beberapa Persyaratan Harus Dipenuhi

Memperhatikan semua permasalahan tentang Al Jabar seharusnya pihak BPK dan inspektorat untuk melakukan Audit anggaran yang di gunakan Al Jabar mulai dari pembangunan sampai adanya konten, agar bisa menjawab semua pertanyaan publik, papar Agus satria

"Jangan di jadikan mesjid Al Jabar di jadikan alat untuk pencitraan dan tempat ibadah di jadikan alat pelindung diri dan kebal hukum. Di duga ada keterlibatan orang terdekat bahkan sangat aneh ko anggaran konten film di simpan di Bima marga bahkan hasil penulusuran kami ada penggelembungan anggaran di proyek konten," katanya.

 

Ridwan Kamil membantah

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Pemprov Jabar

Sementara itu Ridwan Kamil mengatakan bahwa anggaran 15 miliar untuk pembuatan konten itu bukan untuk konten media sosial, tapi untuk konten museum.

Menurut Kang Emil, Masjid Al Jabbar itu mempunyai musium dan isinya konten digital semua. Jadi bukan untuk mempromosikan Masjid Al Jabbar.

Emil pun menyatakan bahwa penggunaan APBD sudah diatur sedemikian rupa termasuk standar harga item yang dibutuhkan.

Emil pun menyebut jangan bilang mahal dengan angka miliar, karena harus dilihat dulu belanjanya untuk apa.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x