DESKJABAR – Proses pembebasan lahan tol Getaci atau tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap terus dikebut, dan awal tahun 2023, 2 kecamatan di Garut sudah melakukan musyawarah.
Dengan kemajuan ini diharapkan dimulainya pembangunan seksi 1 tol Getaci dari Gedebage ke Garut utara sudah bisa dimulai Triwulan II atau Maret hingga Mei 2023.
Pembangunan tersebut akan menjadi langkah awal pembangunan konstruksi calon tol terpanjang di Indonesia, yang akan membentang sepanjang 206,65 kilometer.
Dari bocoran dokumen hasil pelelangan, ternyata tarif to ini nantinya akan memiliki tarif yang cukup mahal atau 2 kali lipat dari tariff untuk tol baru Cisumdawu atau tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan.
Mengapa tarif yang disiapkan lebih mahal dibanding dengan tol Cisumdawu? Apakah karena tol yang dibangun ini merupakan tol terpanjang, sehingga membuat tarifnya lebih mahal?
Bocoran tarif Tol Getaci
Pembangunan tol Getaci sepanjang 206,65 kilometer akan memnghabiskan dana sebesar Rp 56 triliun, biaya yang memang cukup besar, dengan masa konsesi selama 40 tahun.
Melansir dari laman freightsight.com, dari Dokumen Hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bahwa lelang proyek tersebut dimenangkan oleh Konsorsium yang dipimpin oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Konsorsium tersebut merupakan gabungan dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Jasa Sarana, PT Daya Mulia Turangga, dan Gama Group.