Sejumlah produk kebutuhan sehari-hari umumnya ada dijual, selain rokok dan kopi, juga balsem, minyak angin, gula, baterai, skat gigi, pasta gigi, sabun, shampoo, minuman botolan, mie instan, bahkan perangko dan amplop surat serta materai pun juga biasanya ada, dsb.
Baca Juga: Di Sumedang, Ada Janda Umur Ratusan Tahun Mengajak Nikah ? Tapi Mahar Mahal
Ketika itu, pada sudut-sudut jalan yang kosong terutama di Bandung, Cimahi, Sumedang, dll, biasanya selalu ada kios rokok bentuk seperti itu. Transaksi jual beli dilakukan melalui sebuah lubang kecil, mirip lubang loket pembayaran.
Pada zaman sekarang, kios rokok seperti itu sudah jarang tampak. Tetapi masih ada kios yang sama bertahan pada tempat sama dengan orang sama sejak pertengahan tahun 1980-an lalu.
Sampai kini, warga mengingat, jika membeli sesuatu pada kios rokok tersebut, wajah pedagangnya hanya terlihat dari lubang pembayaran itu.
Baca Juga: Kisah Bayi Terbang di Sumedang, Apakah Kadang-kadang Masih Muncul ? Cerita Horor
Menjelang malam kios pun ditutup, lalu orang penjualnya tidur di dalamnya tidur menjagai dagangannya. Besok pagi-paginya bangun lagi, tetapi entah dimana pedagang itu mandi.
Fenomena kios rokok di Bandung itu menarik pula perhatian fotografer asal Belanda, Henk Rinsum yang berkelana ke Bandung ada awal tahun 1980-an.
Tersisihkan zaman
Bergugurannya kios-kios rokok terjadi sejak awal tahun 2000-an, karena semakin banyak orang berjualan dengan aneka cara.