“Poin utamanya, area lintasan Sesar Cugenang terlarang untuk bangunan tempat tinggal maupun bangunan permanen lainnya,” ujar Dwikorita menegaskan.
Kendati demikian, ia mengatakan bukan berarti daerah zona bahaya tersebut tidak bisa dimanfaatkan sama sekali.
Menurutnya, jalur patahan baru ini tetap bisa dimanfaatkan untuk keperluan kawasan koservasi, pertanian, lahan resapan, ataupun sebagai destinasi wisata dengan konsep ruang terbuka yang tidak memiliki bangunan permanen.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa saat ini sudah ada 8.000 rumah yang terverifikasi mendapat bantuan renovasi dari pemerintah pusat.
Namun wilayah episentrum gempa Cianjur yakni Kecamatan Cugenang kemungkinan tidak dapat bantuan tersebut.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyatakan, warga kawasan tersebut akan direlokasi ke tempat yang sudah disediakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Yang paling banyak rusak berat itu di wilayah Cugenang, maka kemungkinan sedang disosialisasikan tidak mendapatkan itu (bantuan dana renovasi rumah), tapi dipindah ke lokasi yang sudah ditentukan, dan itu butuh waktu untuk meyakinkan,” ujar Kang Emil.
Itulah alasan mengapa 9 desa harus segera dikosongkan dari zona bahaya sesar aktif Cugenang yang baru teridentifikasi oleh BMKG pasca gempa Cianjur 21 November 2022 lalu.***