Akibat Gempa Cianjur 9 Desa Harus Dikosongkan, BMKG: Zona Bahaya, Dilintasi Sesar Aktif Cugenang

- 10 Desember 2022, 21:55 WIB
Akibat gempa Cianjur, 9 desa wajib dikosongkan karena menurut BMKG berada di zona bahaya, di jalur sesar aktif Cugenang yang baru teridentifikasi.
Akibat gempa Cianjur, 9 desa wajib dikosongkan karena menurut BMKG berada di zona bahaya, di jalur sesar aktif Cugenang yang baru teridentifikasi. /BNPB/

DESKJABAR – Gempa Cianjur Magnitudo 5,6 yang terjadi pada 21 November 2022 lalu bukan disebabkan Sesar Cimandiri melainkan Sesar Cugenang yang baru teridentifikasi.

Akibat peristiwa gempa Cianjur yang disebabkan sesar aktif Cugenang tersebut, BMKG menyatakan 9 desa harus segera dikosongkan dan tidak boleh ditempati lagi.

Pasalnya, 9 desa korban gempa Cianjur ini berada di zona bahaya yang dilintasi sesar aktif Cugenang.

Oleh karena itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mendorong Pemerintah Daerah Cianjur untuk segere merelokasi permukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang.

Baca Juga: Wali Kota Bandung Takziyah ke Rumah Aiptu Sofyan, Korban Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar

“Pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau sesar Cugenang. Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 8 Desember 2022.

Area patahan seluas kurang lebih 9 Km persegi tersebut dinyatakan sebagai zona berbahaya untuk dihuni karena rawan gempa bumi.

Dwikorita mengatakan, karena jalur patahannya ada di wilayah Cugenang, maka dinamakan sesar Cugenang.

Awalnya, gempa Cianjur diduga terjadi karena aktivitas patahan Cimandiri yang berada tak jauh dari lokasi episentrum.

Namun setelah dilakukan analisis focal mechanism dan sebaran titik gempa-gempa susulan, analisis citra satelit dan foto udara, serta survei lapangan secara detail oleh BMKG terhadap sebaran titik longsor maupun pola sebaran serta karakteristik retakan atau rekahan permukaan tanah, termasuk sebaran kerusakan bangunan, maka disimpulkan gempa Cianjur disebabkan sesar baru Cugenang.

“Karena sesar Cugenang adalah sesar aktif, maka rentan kembali mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan,”ujar Dwikorita.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar, Prediksi Susunan Pemain Inggris vs Prancis, Adu Tajam Harry Kane vs Kylian Mbappe

Patahan yang baru teridentifikasi ini membentang sepanjang kurang lebih 9 Km dan melintasi 9 desa.

Dari 9 desa yang harus direlokasi, 8 diantaranya berada di Kecamatan Cugenang.

Kedelapan desa tersebut yakni Desa Ciherang, Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan dan Desa Benjot.

Sementara 1 desa lagi berada dalam wilayah Kecamatan Cianjur, yakni Desa Nagrak.

“Area sepanjang patahan harus dikosongkan dari peruntukkan sebagai pemukiman, sehingga jika terjadi gempa bumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil,” tutur Dwikorita lagi.

Kepala BMKG itu juga menyampaikan penemuan atau penetapan zona patahan baru ini sangat vital dalam mendukung proses rehabilitasi dan juga rekonstruksi bangunan yang terdampak gempa Cianjur.

Jangan sampai dalam prosesnya rumah warga maupun fasilitas umum atau sosial kembali didirikan di jalur zona bahaya tersebut.

“Poin utamanya, area lintasan Sesar Cugenang terlarang untuk bangunan tempat tinggal maupun bangunan permanen lainnya,” ujar Dwikorita menegaskan.

Baca Juga: Prediksi Inggris vs Prancis di Piala Dunia 2022, Siapa yang Akan Susul Kroasia dan Argentina di Semifinal

Kendati demikian, ia mengatakan bukan berarti daerah zona bahaya tersebut tidak bisa dimanfaatkan sama sekali.

Menurutnya, jalur patahan baru ini tetap bisa dimanfaatkan untuk keperluan kawasan koservasi, pertanian, lahan resapan, ataupun sebagai destinasi wisata dengan konsep ruang terbuka yang tidak memiliki bangunan permanen.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa saat ini sudah ada 8.000 rumah yang terverifikasi mendapat bantuan renovasi dari pemerintah pusat.

Namun wilayah episentrum gempa Cianjur yakni Kecamatan Cugenang kemungkinan tidak dapat bantuan tersebut.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyatakan, warga kawasan tersebut akan direlokasi ke tempat yang sudah disediakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Yang paling banyak rusak berat itu di wilayah Cugenang, maka kemungkinan sedang disosialisasikan tidak mendapatkan itu (bantuan dana renovasi rumah), tapi dipindah ke lokasi yang sudah ditentukan, dan itu butuh waktu untuk meyakinkan,” ujar Kang Emil.

Itulah alasan mengapa 9 desa harus segera dikosongkan dari zona bahaya sesar aktif Cugenang yang baru teridentifikasi oleh BMKG pasca gempa Cianjur 21 November 2022 lalu.***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: BMKG Jabarprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x