Rencana Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung, Ema Sumarna Sebut Proses Pembebasan Lahan dan Uang Ganti Rugi

- 28 November 2022, 17:55 WIB
Ema Sumarna sebut pembebasan lahan dan uang ganti rugi untuk rencana pembangunan flyover Nurtanio Bandung
Ema Sumarna sebut pembebasan lahan dan uang ganti rugi untuk rencana pembangunan flyover Nurtanio Bandung /bandung.go.id/

DESKJABAR - Wilayah Kota Bandung, Jawa Barat akan kembali dibangun flyover oleh Kementerian PUPR.

Dua flyover rencananya akan dibangun di Kota Bandung, yang pertama akan dibangun yaitu flyover Nurtanio dan selanjutnya flyover Buahbatu.

Salah satu rencana pembangunan flyover tersebut akan dilakukan di Nurtanio Bandung di Jalan Pajajaran hingga Jalan Garuda.

Tujuan flyover Nurtanio dibangun untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung dan membantu percepatan KCIC (Kereta Cepat Indonesia China).

Baca Juga: Flyover Nurtanio Bandung, 3 Kelurahan Ini Terkena Rencana Lintasan

Dalam waktu dekat flyover Nurtanio akan dibangun terlebih dahulu dari Jalan Pajajaran hingga Jalan Garuda sebelum flyover Buahbatu.

Pengerjaan direncanakan akan selesai pada kuartal II tahun 2024, dan estimasi pelaksanaan pengerjaan selama kurang lebih selama 14 bulan.

Panjang flyover Nurtanio rencananya akan mencapai sekitar 937 meter dengan bentang konstruksi mencapai panjang sekitar 210 meter.

Pembangunan pertama sepanjang 550 meter, flyover Nurtanio yang membentang dari Jalan Nurtanio hingga Jalan Abdurahman Saleh Bandung.

Baca Juga: Kota Bandung Akan Menambah 2 Flyover dan Underpass

Rencana untuk pembangunan flyover Nurtanio sepanjang 550 meter ini akan digarap pada bulan Agustus tahun 2023.

Pembangunan ditargetkan selesai pada bulan April 2024 dengan estimasi pengerjaan selama kurang lebih sekitar 14 bulan.

Pembangunan flyover Nurtanio merupakan program dari pemerintah pusat yang dilaksanakan di Kota Bandung, dan dikerjakan oleh PUPR.

Tujuan pemerintah membangun flyover Nurtanio ini selain untuk mengurai kemacetan, juga dalam rangka mendukung kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Juga: 8 Hujan Meteor Dapat Diamati di Indonesia Pada Bulan Desember 2022, Cek Tanggal dan Lokasinya

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, flyover ini akan menjadi salah satu alternatif untuk pengurai kemacetan di Jalan Nurtanio Bandung. 

"Aspek waktu sudah jelas terukur, dan satu lagi fly over akan hadir untuk memecah kemacetan yang ada. Ini sudah lama dimimpikan oleh Kota Bandung," tutur Ema seperti dikutip DeskJabar dri bandung.go.id saat berdiskusi bersama pihak Kementerian PUPR, Jumat 25 November 2022.

Namun Ema menekankan agar pembangunan difokuskan terlebih dahulu pada green infrastructure di Kota Bandung.

Selain itu juga perlu ada pembenahan drainase dan penghijauan kembali bagi pohon-pohon yang terkena dampak pembangunan flyover Nurtanio.

Baca Juga: Longsor Maribaya Menutup Akses Jalan Menuju Kawasan Wisata The Lodge

"Drainase juga harus diperbaiki. Tadi dari Bappelitbang menyampaikan, tolong dibantu penataan koridor di bawahnya untuk penghijauan. Konsepnya harus infrastruktur hijau," ucap Ema.

Dasar surat resmi dari pemerintah pusat melalui Satker ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung masih diproses sebagai syarat penentuan lokasi (penlok).

Sebab tidak bisa dipungkiri jika memang dalam proses pembebasan lahan masyarakat jangan sampai dirugikan. 

"Terutama bagi yang lahannya terambil oleh rencana penlok ini. Prinsipnya jangan sampai merugikan masyarakat. Pun rekayasa jalannya harus jelas saat pembangunan agar tidak mengganggu lalu lintas," tutur Ema.

Baca Juga: Klasemen Grup G, Neymar dan Danilo Dipastikan Absen Memperkuat Brasil Saat Melawan Swiss di Piala Dunia Qatar

Menurut Ema, dengan kehadiran flyover Nurtanio ini, dapat menambah nilai manfaatnya setelah rel kereta api cepat selesai dibangun.

"Karena setelah orang turun dari kereta mereka bisa langsung dipermudah lewat flyover ini," ucap Ema.

Sementara itu, Kepala Satker PJN Wilayah IV Jawa Barat Kementerian PUPR, Dedi Hariadi menjelaskan, biaya yang digelontorkan pemerintah pusat untuk pembebasan dan uang ganti rugi (UGR) sebanyak Rp 120 miliar.

"Hasil hitungan awal untuk pembebasan dan UGR adalah Rp120 miliar. Tapi kalau misalnya kurang, bisa kita tambah lagi," tutur Dedi.

Baca Juga: Kuy Bikin Cemilan Makaroni Telur untuk Teman Nonton Piala Dunia Qatar 2022, Berikut Resepnya

Timnya melalui para camat dan lurah telah berkoordinasi dengan masyarakat setempat, terdapat tiga kelurahan dan dua Kecamatan yang dilintasi flyover ini.

Yakni Kelurahan Garuda Kecamatan Andir, Kelurahan Dunguscariang Kecamatan Andir, dan kelurahan  Husein Sastranegara Kecamatan Cicendo.

"Luas lahan keseluruhan 4.565 meter persegi. Flyover ini terdiri dari satu lajur dan dua jalur," tutur Dedi.

Konstruksinya akan digarap selama sekitar 10 bulan, sedangkan tahap perencanaan penlok dimulai pada bulan Desember 2022, untuk pengerjaan maksimal hingga 31 Desember 2022.

"Supaya tahap penyediaan lahannya bisa maksimal Maret untuk kita sudah membayarkan ganti rugi atas semua. Sehingga kita bisa melakukan pelelangan di April 2023," tutur Dedi.

Tiga kelurahan dan dua kecamatan yang terlintasi flyover Nurtanio tersebut akan segera dilakukan pembebasan lahan dan uang ganti rugi.***

Editor: Suhardi Arjuna

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x