Diakui Yana, hal itu dilakukan karena Pemkot Bandung memikirkan kelangsungan hidup para korban gempa bumi yang menjalani perawatan saat ini.
Pasalnya, lanjut Yana, warga yang menjadi korban tersebut belum diketahui tindaklanjut kedepannya termasuk dipulangkan ke Cianjur.
"Yang kita pikirkan ini kan juga sebetulnya pasca, jadi tidak mungkin setelah mereka selesai operasi di rumah sakit yang ada di Kota Bandung itu dikembalikan ke daerah asal. Kan disana juga belum tentu rumahnya ada, saudaranya juga bisa terima, sehingga kami saat ini menyiapkan RS eks Kawaluyaan yang ada di Kota Bandung untuk menampung pasien-pasien pasca operasi yang dilakukan di rumah sakit di Kota Bandung," bebernya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnivan mengimbau seluruh kepala daerah untuk memberikan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk penanganan gempa bumi yang terjadi pada Senin, 21 November 2022.
Dana tersebut bisa berasal dari Bantuan Tak Terduga (BTT) yang dimiliki setiap daerah.
"Jadi saya mengimbau kepada bupati, diluar itu gubernur juga seluruh indonesia, asosiasi bupati, asosiasi walikota, asosiasi gubernur untuk memberikan bantuan," kata Tito saat jumpa pers di Pendopo Bupati Cianjur, Jalan Siti Jenab, Selasa, 22 November 2022.
Tito menuturkan, hampir seluruh daerah di Indonesia baik tingkat kabupaten/kota atau provinsi belum menggunakan semua BTT menjelang akhir tahun. Pasalnya hingga kini masih terdapay anggaran BTT yang mengendap hampir Rp9 triliun.
"Ada dana BTT bisa dimanfaatkan sisa akhir tahun. Saya mencatat dari Rp12 triliun lebih, 548 dserah itu baru terpakai kurang dari Rp3 triliun," sambungnya.
Imbauan tersebut dilakukan, lanjutnya, sebagai pembuktian solidaritas terhadap daerah yang terdampak bencana di Cianjur. Bahkan Tito pun meminta bantuan tersebut disalurkan ke Pemkab Cianjur berupa uang.