DESKJABAR - Kepala Badan Sars Nasional (Kabasarnas), Marsdya TNI Henri Alfiandi meninjau secara langsung lokasi evakuasi korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, Rabu, 23 November 2022.
Datang dari Jakarta, Kabasarnas dikawal para petinggi Basarnas dan perwira Basarnas mengunjungi posko Basarnas di kawasan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.
Berdasarkan data per kemarin berdasarkan rilis dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dilaporkan bahwa korban saat ini mencapai 1.083 orang luka-luka, 58.362 orang mengungsi, 268 orang meninggal dunia, 122 teridentifikasi, dan 151 orang dalam pencarian.
Kabasarnas mengatakan, saat ini petugas fokus dalam pencarian 151 korban yang dinyatakan hilang tersebut.
"Kita memberikan bantuan dan fokus di dua desa, yaitu Desa Mangunkerta dan Desa Batu Nusa," kata Kabasarnas, Rabu, 23 November 2022.
Dua Desa tersebut, tepat letaknya di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dua desa itu, saat ini dikategorikan terjal, maksudnya adalah karena dua tersebut sulit diakses dengan menggunakan jalur darat.
Dalam proses pencarian tersebut, Kabasarnas menerjunkan dolphin helikopter milik Basarnas, mengingat di dua lokasi itu akses sulit ditembus oleh kendaraan jalur darat.
"Hari ini kita drop dengan menggunakan helikopter, karena lokasi ini tidak bisa ditempuh lokasi ini dengan menggunakan jalan darat," jelasnya.
Kabasarnas, dalam hal ini menekankan kepada para anggotanya agar bisa memaksimalkan proses pencarian, evakuasi di lapangan.
"Kita harus bekerja secara profesional, kita fokus kepada korban yang masih belum dapat diselamatkan," kata Henri.
Secara teori, kata Jenderal bintang tiga itu, seseorang masih bisa mampu bertahan selama tiga hari tanpa makan dan minum.
"Dalam kejadian gempa seperti ini, itu orang-orang yang tertimbun itu mampu bertahan selama tiga hari tanpa makan dan minum," jelasnya.
Oleh karena itu, aksi penyelamatan harus secepatnya dilakukan.
Henri mengimbau penekanan kepada para anggotanya agar hal ini menjadi prioritas, menyelamatkan korban.
"Kita harus bisa memprioritaskan mana yang bisa kita tolong dulu, tentunya yang kita perlu selamatkan adalah orang orang yang masih kemungkinan bisa di tolong hidup," tegas Kabasarnas.***