Mudrik memaparkan bahwa sesar Lembang sepanjang 29 Kilometer, memiliki potensi bisa menghasilkan gempa magnitude 6,5 hingga 7.
“Kalau dibandingkan dengan gempa Yogja tahun 2006 itu magnitude 6,2. Ini jauh lebih besar dibanding gempa Yogja,” tuturnya.
Urgensinya, di jalur sesar Lembang banyak populasi dan pembangunan yang akhirnya memberikan nilai resiko yang sangat besar.
Lalu kapan terjadinya gempa di sesar Lembang?
Pertanyaan itu menurut Mudrik merupakan tantangan bagi peneliti.
Menurutnya, tentu tahapan pertama adalah dimana jalurnya dulu. Kemudian dari jalur itu di bagian tertentu kita gali dan pelajari susunan tanahnya.
“Kita telah berhasil menggali di 2 bagian yakni di sekitar Batulonceng dan Ciwaruga,” tuturnya.
Dari hasil pengamatan susunan tanah yang digali tersebut maka recurrentnya atau periode terjadinya gempa sekitar 170 tahun hingga 670 tahun.
“Gempa terakhir di sesar Lembang terjadi pada abad ke-15. Dari gempa terakhir abad 15 dihitung sampai sekarang sudah sekitar 560 tahun dia sudah menghimpun energinya,” ujar Mudrik.