Namun karena wilayah Garut rawan gempa bumi, maka ancaman tsunami pun harus terus diwaspadai.
Menurut analisis Badan Geologi, lokasi pusat gempa dekat dengan wilayah Pantai Kabupaten Cianjur, Garut dan Tasikmalaya.
Pada umumnya, morfologi wilayah tersebut merupakan dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal di bagian utara.
Dilihat dari kondisi tanahnya, wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan kuarter berupa aluvial sungai, pantai, batuan rombakan gunung api muda, batuan berumur tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.
Untuk batuan berumur tersier dan batuan rombakan gunung api muda telah mengalami pelapukan.
Endapan kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak atau unconsolidated, sehingga memperkuat efek guncangan.
Itulah mengapa wilayah ini disebut rawan kejadian gempa bumi dan harus diwaspadai.
Selain itu, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh gempa bumi kuat maupun curah tinggi.
Sebelum gempa bumi Garut 12 November 2022 pukul 20.18 WIB yang menyebabkan kerusakan, BMKG telah mencatat adanya guncangan dekat dengan pusat lokasi gempa dengan kekuatan magnitudo 4,9 pada pukul 19:23 WIB.