Network
Baca Juga: Sekilas Pedoman Susunan Upacara 10 November 2022, untuk Memperingati Hari Pahlawan ke-77
Ia dituduh sebagai mahasiswa pendukung Gerakan Perdamaian Nasional (GPN).Saat itu ia memang menjadi konseptor Brigade Mahasiswa Perdamaian Nasional.
Tjetje aktif menulis sejak 1960 sebagai sastrawan, kolumnis, dan jurnalis. Tulisannya kebanyakan terkait dengan komitmennya terhadap masalah kenegaraan dan politik, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Selain sekolah formal, dia juga seorang otodidak sejati dan sejak muda rajin memungut ilmu dari banyak tokoh besar pada masa pergerakan, seperti Raden Adipati Arya Wiranatakusumah, Ema Bratakusumah, Sukanda Bratamanggala, Mayjen Suwarto, dan Zulkifli Lubis.
Sampai menjelang akhir hayatnya Tjetje masih sering menjadi narasumber dalam seminar, simposium, kuliah umum, dan selalu aktif mengikuti diskusi ilmiah yang membahas persoalan sosial, kebudayaan, terutama politik secara akademis.
Sudah tak terhitung berapa ratus judul artikel yang pernah ditulisnya yang dimuat di berbagai media baik nasional maupun regional di seluruh Indonesia. Ia juga menulis puluhan buku. Selamat jalan Kang Tjetje Hidayat Padmadinata. Semoga husnul khotimah..!***
