Sekilas Tjetje Hidayat Padmadinata: Aktif Berpolitik Bukan untuk Mengejar Kekuasaan

- 9 November 2022, 18:11 WIB
Tjetje Hidayat Padmadinata   semasa hidupnya aktif berpolitik tapi bukan untuk mengejar kekuasaan
Tjetje Hidayat Padmadinata semasa hidupnya aktif berpolitik tapi bukan untuk mengejar kekuasaan /Tangkapan Layar / Pikiran Rakyat.com/

DESKJABAR - Kabar duka menyelimuti tanah Pasundan Jawa Barat. Tjetje Hidayat Padmadinata meninggal dunia di RS Hasan Sadikin Bandung, Rabu 9 November 2022 pukul 16.45 WIB.

Kabar itu disampaikan langsung oleh Trisan putri almarhum Tjetje Hidayat Padmadinata. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, bapak meninggal dunia. Barusan dapat kabar dari RSHS Bandung pukul 16.45 WIB, mohon doa semua," ujarnya.

Siapa Tjetje Hidayat Padmadinata? Berikut sekilas profil dan biodata almarhum yang dihimpun dari berbagai sumber.

Almarham Tjetje Hidayat Padmadinata lahir pada 22 Juni 1933. Pria asli Tatar Pasundan ini sejak muda telah aktif dalam dunia politik dan mencurahkan segala pemikirannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: GEMPA MEGATHRUST, Daftar 5 Daerah di Jabar Berpotensi Tsunami, BRIN: Bisa Lebih Besar dari Tsunami Aceh 2004

Kiprah Tjetje  Hidayat Padmadinata dalam dunia politik pernah diungkapkan Ginandjar Kartasasmita, mantan menteri di zaman orba dalam sidang senat terbuka Universitas Pasundan untuk gelar kehormatan Almarhum.

”Ia terus bersuara untuk meluruskan berbagai ketimpangan kekuasaan, hingga saya pun tersinggung karena puluhan tahun saya berada pada kekuasaan,” ujar Ginandjar Kartasasmita kala itu.

Sebab itu pulalah, Ginandjar pernah menganggap jika tokoh Sunda dari Bandung Selatan tersebut adalah aktivis mahiwal atau unik, aneh yang lain dari yang lain.

Menurut Ginandjar pula, jika aktivis lain sangat bersemangat untuk menumbangkan kekuasaan untuk mengambil alih kekuasaan, tetapi Alamrhum Tjetje  Hidayat Padmadinata tidak demikian. Ia tak mau menjadi atasan, juga tidak ingin menjadi bawahan.

Sewaktu muda dulu, Tjetje  Hidayat Padmadinata dianggap sebagai tokoh pendobrak yang mendahului zamannya. Konsekuensi dari sikapnya itu, sejak 1960 Kang Tjetje demikan ia akrab dipanggil harus merasakan pahit getirnya menjadi tahanan politik.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x