Tasik Dan Nostalgia Kecil Bagian 4, Jalan Selakaso Tasikmalaya, Pusat Bisnis yang Padat pada Tahun 1970-an

- 6 September 2022, 08:53 WIB
Pusat Bisnis Jl. Selakaso Kota Tasikmalaya yang padat pada siang hari
Pusat Bisnis Jl. Selakaso Kota Tasikmalaya yang padat pada siang hari /Laman cakrawalamedia.co.id/

DESKJABAR - Jelang malam di Jalan Selakaso pada tahun 80-an sering dipergunakan anak muda utuk bermain sepatu roda. Beberapa orang masih ada yang menggunakan sepatu roda yang menggunakan Lager sebagai roda nya.

Lokasi bermain sepatu roda dari mulai depan Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Tasikmalaya hingga ke Gedung KAPPI (tempat anak muda Tasikmalaya berlatih tari dan kesenian lainnya).

Jl. Selakaso Tasikmalaya pada siang hari merupakan kawasan bisnis yang ramai, beberapa mobil truk dan bak terbuka melakukan bongkar muat di Jl. Selakaso. Ujung Jl. Selakaso adalah Jl. Pasarwetan yang sangat padat.

Jika ada beberapa barang yang akan dipasok ke toko yang ada di Jl. Pasar Wetan, biasanya melakukan bongkar muat barang di Jl.Selakaso, barang tersebut selanjutnya diangkut dengan menggunakan lori besi oleh para pekerja.

Baca Juga: PROFIL Perusahaan Vitol Group, Penjual BBM Murah yang Akhirnya Diminta Pemerintah RI Menaikkan Harga BBM-nya

Masih di Jalan selakaso ujung (pertemuan dengan Jalan HZ Mustofa) dulu ada satu hotel kelas melati bernama Hotel Tugu yang letaknya bersebelahan dengan toko UFO Jeans saat itu.

Dari ajang latihan sepatu roda ini muncul nama pembalap sepatu roda Tasikmalaya bernama Yakub. Kami lebih mengenalnya dengan panggilan Cun-Cun.

Masih di Jln Selakaso ada satu tempat kursus mobil terkenal bernama Gagak Kims. Mobil yang dipergunakannya adalah mobil lansiran tahun 1960-an.

Saat itu belum banyak tempat kursus mobil seperti pada era 1990-an.Tidak jauh dari Gagak Kims ada tempat service jam dinding dan arloji (jam tangan) yang dikelola oleh uwak saya, Oni.

Baca Juga: Cara dan Adab-adab Berdoa Agar Hajat Terkabul, Salah Satunya Panjatkan Doa di Jam Ini

Di Jalan Selakaso ada penjual es pikul yang ngetem depan tempat pendidikan Yayasan Paderi (bersebelahan dengan gereja) lapangan olah raganya masih tanah, belum diperkeras dengan tembok. Saya waktu kecil sering bermain di kawasan ini.

Kembali ke tukang es ini bernama mang Ujun. Es nya terdiri dari kelapa, alpukat dan cingcau. Rasanya sangat pas di lidah hingga tak heran kalau Mang Ujun banyak pelanggannya.

Di daerah Babakan Payung juga terdapat penjual baso mangkal yang sangat enak. Namanya Mang Yaya.

Ke depan rumah kami selalu rutin ada penjual baso pikul bernama mang Abas. Basonya juga sangat enak.

Baca Juga: Alasan Pelatih Persib Bandung Luis Milla Geser Posisi Daisuke Sato Saat Lawan RANS Nusantara, Liga 1 Indonesia

Jika malam datang. Tukang Baso nya ganti Mang Haer. Baso yang satu ini lebih ke Baso Aci. Tapi banyak pembelinya juga.

Kalau tidak makan baso. Ayah atau ibu menyuruh saya membeli kupat tahu yang sangat terkenal depan terminal Gunung Pereng. Persis di depan Toko Suka.

Di Kota Tasikmalaya banyak penjual Kupat Tahu yang berjualan dari mulai depan terminal Gunung Pereng, Jl. Pasar Wetan hingga ke kawasan kuliner Tasikmalaya, Pasar Mambo.

Di Pasar Mambo ada penjual Kupat yang begitu terkenal sejak tahun 1970-an, namanya Kupat Tahu Esah.

Tahu Putih yang digoreng setengah matang, bumbu kacang tanah dengan aroma rasa yang membuat perut lapar. Dan kecambah yang disimpan di atas kupat tahu membuat kupat tahu Esah banyak diburu pelanggannya.***

Bersambung.

Editor: Sanny Abraham

Sumber: data pribadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah