Psikopat dimungkinkan terkait dengan perbedaan fisiologis otak.
Penelitian menunjukkan psikopat memiliki komponen otak kurang berkembang, padahal itu berkaitan dengan regulasi emosi dan kontrol impuls.
Psikopat, secara umum, mengalami kesulitan membentuk ikatan emosional yang nyata dengan orang lain.
Sebaliknya, mereka membentuk hubungan artifisial dan dangkal yang dirancang untuk dimanipulasi dengan cara yang paling menguntungkan psikopat.
Orang dipandangnya sebagai pion yang digunakan untuk meneruskan tujuan psikopat.
Psikopat jarang merasa bersalah terhadap perilaku mereka, tidak peduli seberapa banyak mereka menyakiti orang lain.
Tetapi psikopat seringkali dilihat oleh orang lain sebagai sosok yang menawan dan dapat dipercaya, memiliki pekerjaan yang stabil dan normal.
Beberapa psikopat bahkan memiliki keluarga dan hubungan yang tampaknya penuh cinta dengan pasangannya.
Kendati mereka cenderung terdidik dengan baik, namun mungkin juga mereka belajar banyak sendiri.
Ketika seorang psikopat terlibat dalam perilaku kriminal, ia cenderung melakukannya dengan cara yang meminimalkan risiko bagi dirinya.