"Apakah Yoris mengetahui sesuatu hal dan ada langkah-langkah yang sedang dilakukannya?", ujar Anjas Asmara.
Kenapa barang terkait yayasan tidak hilang?
Kejanggalan lain di TKP kasus Subang menurut Anjas adalah soal barang yang hilang. Kenapa hanya HP Amel (3 buah), sedangkan laptopnya tidak hilang ada di tempatnya. Lalu uang (Rp30 juta) untuk membayar gaji pegawai yayasan juga masih utuh.
"Aku yakin si pelaku itu tahu banget bahwa kalau laptop dan uang hilang itu kemungkinan besar akan merepotkan yayasan nanti terutama menyangkut urusan teknikal. Makanya yang diambul itu hanya HP-nya Amel", kata Anjas Asmara.
Soal data ilmiah yang menyangkut Yosef, Anjas menyebut noda merah yang diakui Yosef itu adalah darah. Tapi detilnya belum terkonfirmasi apakah darah itu berasal dari salah satu korban atau keduanya atau orang lain.
"Aku yakin data itu (noda darah) juga ada di penyidik dan nanti akan segera diumumkan pada saat yang tidak akan lama lagi siapa tersangkanya", ujar Anjas Asmara.
Penting menjadi catatan, ungkap Anjas, para pelaku kasus Subang telah mempersiapkan segalanya dengan cermat saat akan melakukan pembunuhan, dari mulai cara menghindari CCTV dan jejak GPS HP.
Sebab itu, tidak ada jejak GPS HP yang bisa terlacak dari para pelaku kasus Subang. Begitu juga rekaman CCTV. Dan sebab ini pulalah yang membuat penyidik mengaku kesulitan melacaknya.
Tidak adanya jejak digital komunikasi pelaku dalam merencanakan pembunuhan ksus Subang, Anjas Asmara menduga mereka kemungkinan besar melakukannya lewat pembicaraan langsung atau lewat surat (tulisan) bukan lewat HP.