Dalam peristiwa ini, bulan akan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang daripada saat bulan purnama biasa.
Baca Juga: Arti Hari Tasyrik, Keistimewaan dan Amalannya: Kiat Raih Pahala di Bulan Dzulhijjah
Pihak BRIN juga menjelaskan, fenomena Supermoon Rusa pada Juli ini menjadi yang terakhir dari tiga fenomena langka antariksa yang terjadi pada Juni-Juli.
Peneliti Antariksa BRIN lainnya, Andi Pangeran, mengungkapkan, Supermoon Rusa dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan pasang hari biasa.
Baca Juga: ACT Diduga Pangkas Dana Donasi Sebesar 20 Persen Setiap Bulan Untuk Operasional Gaji Karyawan
Pasang laut ini, katanya, disebut sebagai pasang purnama.
Ia juga menjelaskan, penamaan ketiga fenomena bulan ini berasal dari Almanak Petani Amerika.
Di penduduk asli Amerika, pada bulan Juni dilakukan panen stroberi, kemudian pada bulan Juli rusa jantan muda mulai tumbuh tanduknya.
Jadi, lanjutnya, penamaan bulan purnama ini berasal dari penanda musim dan perilaku hewan pada musim-musim di Amerika.***