Pada keterangan lokasi sawah sebagai tempat menangkap dna mengkonsumsi burung emprit itu, Adang pun menuliskan Majalengka.
Tampak ketiga orang tersebut, menikmati panggang daging burung emprit dengan nasi hangat, yang terasa nikmat. Apalagi, menyantapnya di ladang, sehingga sangat terasa suasana petualangan alam.
Setelah kenyang makan, Adang lalu memanjat pohon kelapa, untuk memetik buah kelapa untuk minum. Apalagi, air kelapa diketahui rasanya enak dan sehat, serta bermanfaat untuk kesehatan.
Tentu saja, inilah suasana hidup yang nikmat tidak ternilai dengan uang, dimana beruntung orang-orang yang masih memiliki ladang, kebun, dan sawah di desa. ***