DESKJABAR – Diantara keseharian masyarakat di Jawa Barat dikenal ada burung-burung kecil, dimana oleh kalangan petani dianggap hama tanaman padi.
Di Kabupaten Majalengka, burung “emprit” banyak dikonsumsi, sekaligus cara pengendalian hama pertanian padi dan wisata alam. Nah, bagaimana rasanya ?
Burung merupakan salah satu jenis unggas, dimana ada sejumlah jenis yang dapat dimakan, khususnya burung jinak.
Baca Juga: KASUS SUBANG, Yosep Akhirnya Memanjat Pohon Kelapa di Halaman TKP, Dalam Mimpi Ahli Metafisika
Di Majalengka, sebutan sebutan burung emprit sebenarnya adalah nama lain kepada “manuk piit”, yang umumnya dikenal masyarakat Sunda, atau orang Indonesia menyebut burung pipit.
Oleh kalangan petani, burung-burung emprit alias manuk piit, jika jumlahnya banyak dikenal sebagai hama yang suka memakan bulir-bulir padi.
Namun di Majalengka, ada kebiasaan sebagian masyarakat petani suka memakan burung-burung emprit itu.
Baca Juga: Kisah Misteri Jurig Jarian, Sosok Hantu dari Tanah Sunda yang Dipercaya Penghuni Tempat Sampah
Selama ini, kalangan petani diketahui suka memasang orang-orangan yang dikenal sebagai “bebegig” di sawah. Biasanya, agar manuk piit tidak memakan bulir-bulir padi menjelang panen.
Selain rasanya enak, juga memanfaatkan burung emprit yang tertangkap agar dapat dikonsumsi.
Salah seorang warga di Majalengka, Adang menunjukan burung emprit, yang mudah ditangkap untuk dimakan.
Baca Juga: Pangandaran, Kenangan Tsunami 2006, Banyak Kejadian Aneh dan Hantu Gentayangan ?
Setelah dipotong, burung emprit itu kemudian dimasak dengan cara dibakar.
Tampak daging burung emprit yang sudah dipotong-potong kecil dibuat tusuk sate lalu dibakar.
Adang dan dua temannya, menunjukan, sate burung emprit disantap dengan nasi beralaskan daun jati maupun daun waru di semak-semak ladang.
Mereka tampak mengatakan rasa burung emprit “Enak dan mantap”.
Baca Juga: Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah, Jamaah Haji Jangan Lakukan 3 Hal Ini Saat Ibadah
Sementara salah seorang diantaranya tampak nyengir, lalu kemudian ikut memakan bakar daging burung emprit iyu. Sepertinya, karena unik, diketahui burung emprit ukurannya kecil, sehingga daginya pun kecil.
Masakan burung emprit yang dibakar dan dimakan warga Majalengka itu, dimunculkan pada YouTube Adang channel, “mukbang burung emprit,” pada Sabtu, 8 Juli 2022.
Pada keterangan lokasi sawah sebagai tempat menangkap dna mengkonsumsi burung emprit itu, Adang pun menuliskan Majalengka.
Tampak ketiga orang tersebut, menikmati panggang daging burung emprit dengan nasi hangat, yang terasa nikmat. Apalagi, menyantapnya di ladang, sehingga sangat terasa suasana petualangan alam.
Setelah kenyang makan, Adang lalu memanjat pohon kelapa, untuk memetik buah kelapa untuk minum. Apalagi, air kelapa diketahui rasanya enak dan sehat, serta bermanfaat untuk kesehatan.
Tentu saja, inilah suasana hidup yang nikmat tidak ternilai dengan uang, dimana beruntung orang-orang yang masih memiliki ladang, kebun, dan sawah di desa. ***