DESKJABAR –Heri Susanto, YouTuber yang sangat getol memerhatikan dan mengangkat kasus Subang yang terjadi 10 bulan lalu, berceloteh soal dalang, sinden dan Banpol.
Ia menyebut kata dalang, sinden dan Banpol tersebut dalam unggahan teranyarnya 8 Juni 2022, di Channel YouTube Heri Susanto berjudul “Titik Terang Harapan Kita Semua.”
Menariknya, selain judul tersebut, Heri Susanto yang dalam videonya ngobrol dengan Sulistyo itu menulis kalimat atau judul lain, “Dalang Itu L4ki-L4ki?!”
Baca Juga: Eril Ditemukan Meninggal di Bendungan Engehalde, Mbah Mijan : Innalilalahi Wainnailaihi Rojiun
Apa maksudnya?
Dalam celotehannya, Heri dan Sulis memberika penjelasan bahwa dalang itu biasanya laki-laki, jarang perempuan. Sementara perempuan biasanya jadi sinden.
“Dalang kalau di dalam pewayangan itu biasanya laki-laki, kalau perempuan itu namanya sinden,” kata Heri.
Dalam pagelaran wayang, yang memainkan wayang (dalang) itu biasanya laki-laki.
Baca Juga: Innalilahi Wainnailaihi Rojiun, Eril Ditemukan Meninggal di Bendungan Engehalde Bern
Namun demikian, dalang, tidak bisa dipisahkan dari sinden. Keduanya, memiliki perannya masing-masing yang sama penting.
Apa maksud YouTuber terkenal karena kasus Subang itu menyoal dalang dan sinden? Tentu saja hanya Heri dan kawannya yang tahu.
Namun sebelumnya, keduanya membahas soal terawangan dari seorang paranormal, yang di antaranya menerawang bahwa dalang kasus Subang itu seorang perempuan, bukan laki-laki.
Selain membahas soal dalang dan sinden, Heri dan kawannya membahas soal rumput di TKP kasus Subang yang sedang tinggi-tinggi.
Saat membahas soal rumput yang tinggi itulah, kata Banpol keluar dari keduanya.
Menurut keduanya, rumput di TKP kasus Subang, sekarang sudah tinggi-tinggi, dan belum ada yang membabat.
“Coba lihat rumputnya tinggi-tinggi,” kata Heri yang dalam unggahan teranyarnya menghadirkan rekannya, Sulistyo.
Heri mengatakan, karena rumput tinggi itu ada di TKP kasus Subang, maka, rumputnya tidak bisa dibabat oleh orang sembarangan.
“Karena itu masih berada di --bisa dikatakan TKP, jadi tidak bisa dibabat sama Banpol,ya,” kata Heri sambil tersenyum.
“Ya kalau dibabat takut ketemu lagi…jadi nanti dibabatnya sama siapa ya?” timpal Sulistyo.
Tidak diketahui alasan Heri menyebut kata Banpol dalam postingan teranyarnya tersebut. Ia tidak menjelaskan.
Yang jelas, jika merunut ke belakang, berdasarkan catatan, Banpol itu merupakan sosok penting yang memerintahkan saksi Danu untuk membersihkan TKP.
Karena perintah itulah, polisi yang melakukan penyelidikan, diduga tidak bisa menemukan sidik jari pelaku di TKP, selain sidik jari Danu.
Sebelum bicara soal rumput dan Banpol, Heri dan rekannya juga menjelaskan soal police line di TKP kasus Subang yang sudah terpasang lagi.
Menurut keduanya, dulu police line sebenarnya tidak dicabut oleh polisi sehingga rumah TKP bisa digunakan lagi oleh pemiliknya, Yosep. Police line tidak nampak di TKP, sebenarnya karena jatuh saja.
“Iya kemarin police line yang ada di TKP itu kan dianggapnya tidak ada. Sebenarnya itu ada, tapi jatuh.
Untungnya, petugas tahu, dan segera memasang police line baru,” kata Sulis.
Baca Juga: Dosa yang Tidak Diampuni Allah, Syekh Ali Jaber : Jangan Menceritakan tentang Ini Kepada Orang Lain
Itu artinya, polisi selalu menjaga dan mengawasi TKP. Itu, kata keduanya, perlu diketahui oleh masyarakat. ***