DESKJABAR – Sejak kejadian pada 18 Agustus 2021 lalu, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, hingga kini belum juga terungkap siapa pelakunya.
Padahal kepolisian, sejauh ini sudah memanggil dan memeriksa 121 orang saksi dan mengamankan 216 alat bukti yang didapat dari 10 TKP terkait kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.
Penyidik dari Polda Jabar sempat mengakui bahwa dalam mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, pihaknya menemui kesulitan menemukan alat bukti kuat yang dapat mengarah dan memberatkan pelaku.
Kesulitan menemukan alat bukti yang kuat itu konon, karena pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang atau kasus Subang telah membersihkan TKP dan memandikan tubuh korban sehingga tidak meninggalkan jejak.
Walau demikian, Polda Jabar terus berupaya keras melakukan penelusuran untuk mengungkap pelaku dan juga motif pembunuhan ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustuka Ratu alias Amel ini.
Sebagai konsekuensi dari berlarutnya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, belakangan ini muncul dugaan dan asumsi liar dari orang-orang yang mengaku peduli dengan peristiwa Subang.
Ada yang menduga, peristiwa berdarah kasus pembunuh ibu dan anak di Subang erat kaitannya dengan Yayasan Bina Prestasi Nasional yang dikelola oleh kedua korban. Pemicunya konon masalah uang yayasan.
Tidak hanya datang dari masyarakat biasa, namun informasi mengenai penyebab terajinya kasus pembunuh ibu dan anak di Subang juga datang dari para pegiat media sosial (Youtuber) dan orang yang mengaku ahli supranatural.