KASUS SUBANG TERUPDATE, Dokter Forensik Sumy Hastry Ditanya Soal Oknum Banpol, Begini Jawabannya

- 29 April 2022, 11:05 WIB
Pakar forensik dr Sumy Hastry pernah ditanya tentang dugaan keterlibatan oknum Banpol. Dokter forensik ini pun memberikan jawaban.
Pakar forensik dr Sumy Hastry pernah ditanya tentang dugaan keterlibatan oknum Banpol. Dokter forensik ini pun memberikan jawaban. /Kolase foto DeskJabar, Instagram @pusatforensikui, tangkapan layar HP Danu/

DESKJABAR - Menjelang Lebaran 2022, penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, terus berjalan. 

Hingga hari ini, Jumat, 29 April 2022, tim penyidik Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar masih berupaya mengungkap tersangka pembunuh, dalang, dan orang yang mengetahuinya.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo yang ditanya DeskJabar.com, Rabu, 27 April 2022, mengungkapkan bahwa kini sudah 121 saksi terperiksa, 216 barang bukti, dan 10 kali olah TKP.

Baca Juga: Kasus Subang Terupdate, Kombes Pol Ibrahim Tompo Tanggapi Soal Banpol, Danu Gemetaran dan Panas Dingin

Namun, ketika ditanya mengenai oknum Banpol yang diduga menyuruh Danu masuk TKP, Ibrahim Tompo menyanggah hal itu.

"Polda Jabar tidak pernah mengeluarkan data ini," kata Kombes Pol Ibrahim Tompo melalui pesan WhatsApp.

Pada kesempatan itu, Kombes Pol Ibrahim Tompo juga meminta semua pihak untuk tidak berspekulasi.

"Sebaiknya tidak ada pihak yang berspekulasi terkait informasi yang tidak jelas karena hanya akan menyesatkan pahaman masyarakat," ucapnya

Ibrahim Tompo sangat mengapresiasi masyarakat yang telah ikut mendorong pengungkapan kasus Subang.

"Saat ini penyidik masih bekerja keras," ucapnya.

Dalam wawancara eksklusif dengan DeskJabar.com, Selasa, 26 April 2022, kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo, SH, MH, mengungkapkan bahwa Danu tidak mengetahui siapa sosok Banpol tersebut.

Baca Juga: INFO TERKINI Kasus Pembunuhan Subang, Achmad Taufan Tegaskan Danu Bukan Berbohong, Tetapi... 

Menurut Achmad Taufan, sejak awal Danu berpikir kalau yang mendatanginya ialah pihak kepolisian yang ingin memeriksa tempat kejadian perkara (TKP).

"Itu didukung dengan adanya kunci yang dibawa oleh orang tersebut, dimana hanya pihak kepolisian yang mengamankan kunci tersebut," ucap Achmad Taufan.

Achmad Taufan juga menegaskan bahwa Danu berada di TKP karena diperintahkan Yoris melalui telpon dan pesan WhatsApp untuk menjaga lokasi.

Penjelasan Sumy Hastry

Sementara itu, ahli forensik Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti, juga pernah ditanya netizen terkait dugaan keterlibatan oknum Banpol. 

Sebagai informasi, selama penyidikan kasus Subang tersebut, keterlibatan dr Sumy Hastry adalah melakukan autopsi kedua terhadap jenazah korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel. 

Meskipun penyidikan kasus Subang sudah berlangsung lama, dr Sumy Hastry tetap berkeyakinan, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang bakal terungkap.

Baca Juga: INFO TERKINI Kasus Subang, Misteri Anjing Pelacak Gonggong dan Gigit Danu, Polisi Sudah Punya Jawaban

"Karena saya terlibat di dalamnya, saya yakin 100 persen terungkap. Cuma butuh waktu," ujar dr Sumy Hastry. 

Pernyataan dr Sumy Hastry tersebut terekam dalam acara Forensic Talk ke-13 yang dipandu Prof Drs Adrianus Meliala, MSi, MSc, PhD, yang diunggah di akun resmi Pusat Forensik Terintegrasi UI, @pusatforensikui, pada Minggu, 7 November 2021.

Menurut Sumy Hastry, setelah membaca hasil visum autopsi pertama, ia menilai keterangannya kurang lengkap. 

"Untuk semakin terbuka kasusnya, dari how, when, why, itu biar jelas, ya kita periksa lagi. Ternyata memang ada yang belum diperiksa," tutur Sumy Hastry. 

Sumy Hastry melakukan autopsi kedua pada 2 Oktober 2021, berjarak 1 bulan 15 hari sejak kejadian, dan ke TKP mengambil data yang dirasa kurang.

"Harusnya memang tidak ada autopsi kedua di kedokteran forensik. Tapi kalau memang dianggap perlu ya kita periksa lagi. Karena memang periksa jenazah itu kayak mudah tetapi sebenarnya sulit," kata Sumy Hastry.

Meskipun tidak menyebutkan hasil autopsi kedua, Sumy Hastry menjelaskan bahwa dari hasil autopsi kedua, ia melakukan dua hal:

1. Mengoreksi waktu kematian korban.

2. Menambah keterangan.

Sedangkan cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian, sama dengan hasil autopsi pertama.

Baca Juga: INFO TERLUPAKAN Kasus Subang, Misteri Raibnya 3 HP Amel, Terkait Data Penting atau Foto Wajah Terduga Pelaku?

Menurut Sumy Hastry, waktu kematian dari hasil autopsi pertama tidak salah, tetapi hasil autopsi kedua 'mengecilkan lagi' waktu kematian.

Pada kesempatan tanya jawab, seorang netizen bertanya kepada Sumy Hastry mengenai dugaan ada indikasi oknum Banpol untuk menghilangkan bukti.

"Oh itu saya nggak bisa jawab. Itu ranahnya penyidik," kata Sumy Hastry menjelaskan.

Sumy Hastry pun menekankan bila ada kasus-kasus kejahatan, masyarakat harus membantu polisi. Caranya dengan tidak masuk ke TKP apapun alasannya.

"Walaupun kamu keluarganya. Tidak setiap tempat atau kejadian, lapor polisi, polisi cepat datang. Yang dekat-dekat ini membantu untuk mengamankan TKP. Dari situ kita bisa lihat alibinya mereka bagaimana," tutur Sumy Hastry.

Setelah mendapat penjelasan tersebut, netizen itu kembali bertanya, logikanya jika dia hanya seorang Banpol, indikasinya, oknum Banpol tersebut pasti ada yang menyuruh. Siapa yang menyuruh?

"Nggak tahu," kata Sumy Hastry menegaskan.

Baca Juga: INFO FORENSIK Kasus Subang, Tidak 'Connect' Jadi Penyebab Pembunuhan Lama Terungkap, Begini Penjelasannya

Adrianus Meliala pun menengahi bahwa pada saat kejadian, wajar jika semua orang tertarik untuk datang ke TKP.

Meski demikian, Adrianus Meliala berpesan kepada Sumy Hastry agar dugaan keterlibatan oknum Banpol itu menjadi bahan pertanyaan jika ia datang kembali ke Subang.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Instagram @pusatforensikui


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x