"Kami akui, adanya penipisan stok pada toko ritel kecil. Di Borma Cijerah saja, 7.200 liter habis dalam waktu dua jam. Kami masih mengawasi apakah para pembeli ini benar-benar untuk kebutuhan rumah tangga atau jangan-jangan ada modus penjualan ulang dari orang yang tidak bertanggung jawab," ungkap Elly.
Elly mendapat informasi, beberapa orang menjual minyak goreng secara perorangan baik itu di e-commerce atau membuka lapak di mobil pick up. Harganya melebihi ketentuan pemerintah yang Rp 11.500 per liter.
"Ada yang jual sendiri di mobil pick up sampai Rp32.000 per liter. Ada juga yang lewat e-commerce," tuturnya.
Elly menambahkan, untuk membatasi agar kejadian ini tidak terulang, para pimpinan toko ritel bersepakat untuk tidak menjajakan minyak goreng di etalase lagi, namun melalui kasir. ***