Untuk ke sekolah, disebutkan, waktu itu anak-anak para karyawan perkebunan menggunakan truk perkebunan ke Cianjur. Berangkat diantar sekitar pukul 06.00 WIB dan kembali dijemput siang harinya, khususnya pelajar SD dan SMP.
“Kalangan masyarakat sekitar sekolah sudah hafal, kalau ada anak-anak turun dari truk ke sekolah, itulah anak-anak perkebunan,” ujar salah seorang pekerja Perkebunan Gedeh sambil tersenyum-senyum.
Baca Juga: Benarkah Setan Pocong Suka Minta Makan ke Warung ? Ustadz Khalid Basalamah Menjelaskan
Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jawa Barat-Banten, Slamet Bangsadikusumah, mengatakan, bahwa suasana kehidupan di perkebunan teh memang melekat dengan aspek sosial-budaya dan lingkungan.
Kehidupan bisnis usaha perkebunan yang kuat, memunculkan banyak pengaruh secara berantai, baik bagi ekonomi negara, insan perkebunan, yang dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat sekitar.
“Ketahanan bisnis perkebunan yang kuat, bukan hanya ekonomi, juga terhadap kuatnya aspek sosial-budaya masyarakat, serta kelestarian lingkungan suatu wilayah,” ucap Slamet Bansadikusumah, yang mantan Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia PTPN VIII. ***