Akhirnya filosofi Kujang yang bernuansa Hindu dan agama dari kultur yang lampau, direka ulang desainnya sesuai dengan filosofi ajaran Islam Kujang tersebut sudah mengalami reka bentuk menyerupai huruf Arab “Syin”.
Hal ini merupakan suatu upaya dari wilayah Pasundan, yakni Prabu Kian Santang (Dikenal juga dengan Nama Prabu Borosngora ,dan Bunisora Suradipati dari kerajaan panjalu), yang berkeinginan meng-Islamkan rakyat Pasundan.
Simbol dari Syin itu sendiri adalah huruf pertama dalam sajak (kalimat) syahadat dimana setiap manusia bersaksi akan Tuhan yang Esa dan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya.
Dengan mengucap kalimat syahadat dan niat di dalam hati inilah, maka setiap manusia secara otomatis masuk Islam.
Manifestasi nilai Islam yang ada dalam senjata Kujang adalah memperluas area mata pisau yang menyesuaikan diri dengan bentuk dari huruf Syin.
Baca Juga: POTENSI GEMPA MEGATRUST Capai M 8,7 di Selat Sunda, BMKG Minta Siap Siap
Hingga Kujang model terbaru dapat mengingatkan si pemiliknya dengan kesetiannya kepada Islam dan ajarannya.
Perubahan bentuk desain tiga lobang Trimurti telah berganti menjadi Lima lubang pada Kujang baru tersebut. Kelima lubang ini melambangkan 5 tiang dalam Islam (rukun Islam).
Sejak itu model Kujang berubah menggambarkan paduan dua gaya yang didesain Prabu Kudo Lalean dan Prabu Kian Santang.
Meskipun begitu wibawa Kujang tersebut tetap citranya sebagai senjata pusaka yang penuh “kekuatan” dan bisa memberi kekuatan tertentu bagi pemiliknya melekat.