KASUS SUBANG Jalan di Tempat, Pakar Kriminologi Pesimis Kasus Ini Akan Terungkap, Simak Penjelasannya

- 20 Januari 2022, 21:24 WIB
asus Subang lima bulan belum ada tersangka, Kriminolog Pesimis kasus ini akan terungkap.
asus Subang lima bulan belum ada tersangka, Kriminolog Pesimis kasus ini akan terungkap. /Instagram Polres Subang/

DESKJABAR- Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini  (55) dan Amalia Mustika Ratu atau yang akrab disapa Amel (23) jalan di tempat.

Pihak Kepolisian sudah menyelidiki kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini, sejak 18 Agustus 2021, namun memasuki bulan kelima belum juga menemukan titik terang.

Namun hingga berita ini diturunkan, polisi belum juga menyebutkan nama tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, baik eksekutor, otak atau dalangnya, maupun orang yang mengetahuinya.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG, Titik Koordinat HP Amel Belum Dibuka Tim Penyidik, Ada Apa?

Menanggapi lambannya pengusutan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini, Pakar Kriminologi Universitas Indonesia, Prof. Adrianus Meliala mengatakan, dirinya pesimis kasus ini bisa terungkap.

“Memang repot. Karena petunjuk yang dipegang polisi sejauh ini termasuk sedikit dan lemah,” ujarnya ketika dihubungi Deskjabar, Kamis, 20 Januari 2022.

Ia mengatakan bahwa polisi kesulitan di dalam mengumpulkan bukti-bukti kuat yang mengerucut pada siapa tersangka pembunuh ibu dan anak tersebut.

“Ini pelakunya pintar. Pintarnya lebih dalam rangka menghapus jejak dalam kurun waktu 6 jam,” ucap Adrianus menambahkan.

Baca Juga: DI SAAT ARTERIA DAHLAN Usik Warga Sunda, Ridawan Kamil Beri Kabar Baik dari Berlin, Bangga Jadi Orang Sunda

Selain karena rusaknya Tempat Kejadian Perkara atau TKP sehingga mengaburkan bukti, ada faktor dari kepolisian sendiri yang membuat kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini jalan di tempat.

“Lalu ditambah lagi dengan kacaunya pola lidik dan sidik dimana banyak pihak terlibat dan mengacaukan TKP. Juga ada masalah dengan kualitas hasil otopsi oleh dokter forensik setempat. Jadi saya pesimis terungkap,” kata Adrianus.

Terkait waktu yang terus berjalan namun tersangka kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini belum terungkap, menurutnya itu menjadikan kasus ini semakin sulit menemui titik terang.

“Dan makin lama akan makin sulit. Secara psikologis, polisi juga makin ogah untuk terus ngutak-ngatik hal ini. Maka, media dan masyarakat perlu terus menekan polisi,” ujar Adrianus.

Baca Juga: Arteria Dahlan Minta Maaf, Panglima Santri Jawa Barat Lakukan Ini.

Opini Publik

Sebelumnya, Pengamat kriminal, Anjas dalam kanal Youtube-nya Anjas di Thailand yang berjudul “PENY1DIK & OPINI PUBLIK KEJADIAN SUBANG”, 16  Januari 2022 berharap penyidik segera mengumumkan nama tersangka dan tidak terpengaruh opini publik.

“Netizen kita gampang sekali tersetir sebagian, untuk terbawa background  cerita-cerita hidup yang mellow kemudian dijadikan topik dan itu membuat orang tersebut (saksi) yang walaupun diduga dia ada yang terlibat atau tidak , kita sudah sudah suka ya suka aja,” ungkap Anjas di kanal Youtube-nya, Minggu 16 Januari 2022.

Ia berharap masyarakat lebih bijak menilai kasu pembunuh ibu dan anak ini, jangan terjebak oleh pembentukan opini publik dari saksi-saksi yang ada. Ke depankan fakta hukum di atas opini publik.

Baca Juga: Bocoran Kode Redeem FF 21 Januari 2022, Ayo Cepat Klaim Kak, Gratis SCAR Cupid, Fancy Ride, MAG 7, Dll, Garena

“Kita boleh suka  dengan siapapun,  tapi pada saat kita bicara soal hukum, please hilangkan rasa suka atau tidak suka kita itu, dan fokus kepada fakta-fakta apa yang sedang diperdebatkan,” ucap Anjas.

Menurutnya, opini liar netizen karena upaya pembentukan opini publik dari masing-masing saksi akan sangat berbahaya.

“Ini yang bahaya, dan ini juga yang menurut aku menjadi salah satu indikasi atau yang menjadi kendala penyidik Polda Jabar ‘tidak pede’ atau ‘tidak berani’ mengumumkan sebenarnya sudah ada beberapa orang yang sudah diketahui ada indikasi ke sana ke sini, tapi tidak mau diungkapkan sekarang,” kata Anjas lagi.

Ia menegaskan, kemungkinan penyidik Polda Jabar belum mengumukan nama tersangka kasus Subang hingga saat ini karena ada ketakutan dari opini publik.

Baca Juga: Di Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Ada Jin Memberitahu Ada Orang akan Tertabrak Kereta Api

“Yah aku yakin sekali kalau penyidik ditanya apakah opini publik akan mempengaruhi fakta hukum atau manakah yang lebih penting fakta hukum atau opini publik, pasti akan dijawabnya fakta hukum adalah segalanya,” ujar Anjas.

Sebelumnya pakar Hukum DR Heri Gunawan menduga strategi yang disiapkan Polda Jabar dalam pengungkapan kasus Subang, mirip dengan pengungkapan kasus Medan. Yakni tangkap dulu eksekutornya baru otaknya yang merupakan orang terdekat korban.

Menurut dia, sketsa wajah yang disebar oleh Polda Jabar terkait Kasus Subang adalah eksekutornya. Orang terdekat atau siapapun yang jadi otak pembunuhan tidak akan ditangkap kalau eksekutornya belum ditangkap.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah