UPDATE KASUS SUBANG, Pakar Hukum Pidana: Langkah Polisi Menyebar Sketsa Ke Masyarakat Sangat BERBAHAYA

- 9 Januari 2022, 14:09 WIB
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Yani Sudarto menunjukkan sketsa terduga pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Yani Sudarto menunjukkan sketsa terduga pelaku kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. /ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi/

"Bagi yang mengetahui identitas yang sama dengan sketsa itu, agar memberikan informasi kepada pihak kepolisian," kata Ibrahim Tompo di Bandung, Sabtu, 8 Januari 2022.

Menanggapi langkah yang dilakukan oleh polisi tersebut, pakar hukum pidana dari Universitas Parahyangan, Agustinus Pohan mengatakan, hal itu sangat berbahaya.

“Kok gitu ya caranya polisi, itu apa tidak berbahaya? Karena orang akan dengan mudah melakukan spekulasi-spekulasi dengan gambar sketsa yang tidak jelas tersebut,” ungkapnya ketika dihubungi Deskjabar, Minggu 9 Januari 2022.

Baca Juga: Kasus Subang Makin Pelik, Sketsa Wajah Jadi Polemik, Perdebatan dan Tebak-tebakan, Heri Gunawan: Nanaonan

Baca Juga: Merinding! Inilah Misteri Ambulans Horor di Kota Bandung

Menurut Agustinus, ada kemungkinan polisi menghadapi kendala dalam pengungkapakan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini. Artinya, sampai hari ini polisi belum menemukan titik terang sehingga melakukan segala cara, termasuk menyebar sketsa terduga kasus Subang ke masyarakat.

“Menurut saya, permintaan bantuan semacam itu agak kurang bijaksana. Walaupun betul, ini upaya tapi sangat tidak bijaksana. Karena apa? Karena gambar sketsa itu dari samping dan dari belakang dan bisa ada ribuan kemungkinan,” katanya lagi.

Sehingga upaya yang dilakukan oleh polisi tersebut untuk meminta bantuan masyarakat dengan menyebarkan sketsa, lanjut Agustinus, akan menimbulkan banyaknya gesekan-gesekan di masyarakat yang bisa mengganggu proses penyelidikan.

“Bukan tidak mungkin orang yang tidak suka pada orang tertentu mengatakan, itu kaya ‘si ini’ ya. Karena memang sketsa ini kan tampak belakang dan samping yang tidak jelas. Sehingga bisa menimbulkan spekulasi-spekulasi, dan spekulasi itu bisa menimbulkan gesekan di tengah masyarakat,” katanya lagi.

Kalaupun ada kasus dimana polisi menyebar sketsa wajah pelaku, seperti kasus bom Bali tahun 2003, itu dilakukan setelah serangkaian penyelidikan yang mengerucut pada kelompok tertentu.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah