DESKJABAR – Polda Jabar mentargetkan pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang pada awal tahun 2022, setelah sebelumnya mereka merilis sketsa wajah terduga pelakunya.
Namun di mata kriminolog dari Unpad, Yesmil Anwar, sebelum penungkapan tersangka pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang pada awal 2022, dia mempertanyakan 2 hal penting yang dinilai meragukan.
Bahkan, kriminolog Yesmil Anwar menyarankan aar pihak penyidik dalam pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, tidak berkutat kepada satu orang saja.
Baca Juga: SKETSA TERDUGA Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Inilah Respon Mengejutkan Pakar Kriminolog
Seperti diketahui, pada Rabu 29 Desember 2021, Polda Jabar melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Yani Sudarto, telah merilis sketsa wajah terduga pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang, yang terjadi pada 18 Agustus 2021.
Foto sketsa yang diperlihatkan Kombes Pol Yani adalah foto dari belakang dan samping terduga pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang. Seorang laki-laki berbaju kotak-kotak hitam.
Kuasa hukum Yosef, Yoris dan Mimin menilai, perilisan sketsa terduga pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut merupakan kemajuan yang sangat luar biasa dalam pengungkapan kasus Subang tersebut.
Baca Juga: DETIK DETK Awal Tahun 2022 Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Akan Diungkap, Ini Alasannya
Inilah yang dipertanyakan kriminolog
Seperti diketahui, Kombes Pol Yani mengatakan bahwa sketsa trduga pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, dibuat setelah memeriksa saksi potensial.
"Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dengan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut, sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis bareskrim," ujar Yani sambil memperlihatkan sektsa pelaku terduga pembunuh ibu dan anak di Subang kepada wartawan.
Adapun ciri dan identifikasi sketsa terduga pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang adalah :
Baca Juga: KABAR PERSIB BANDUNG TERBARU, Lolos Tes Kesehatan, Inilah yang Dijanjikan David da Silva
Nama : Mr X
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia : 30 tahun
Bentuk muka : Oval
Bentuk dagu : Lancip
Warna rambut : hitam
Hidung : lurus
Bentuk badan : sedang
Warna kulit : putih bersih
Informasi lain : Memakai kemeja kotak kotak hitam garis putih.
Merespon sketsa tersebut ada 2 hal penting yang menjadi pertanyaanya yakni soal sketsa terduga pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang yang dinilai tidak memiliki nilai signifikan untuk dijadikan alat bukti.
Dia pun mempertanyakan pembuatan sketsa terduga dalam mencari pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut yang dibuat tampak belakang dan samping.
“Biasanya kan pembuatan sketsa wajah dibuat dari depan, nah ini sketsa dari belakang dapat dari CCTV atau dari mana itu?. Jadi bagi saya sketsanya belum punya nilai signifikan untuk dijadikan penambahan alat bukti,” ujarnya ketika dihubungi DeskJabar.com, Jumat 31 Desember 2021.
Hal kedua yang dipertanyakan adalah soal forensic digital yang telah dlakukan tim penyidik kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.
Menurut Yesmil, sejauh ini upaya yang ditunjukkan kepolisian pada kasus pembunuhan Subang masih bersifat spekulatif dan belum mengarah pada bukti kongkrit yang kuat.
Bahkan dengan tegas ia mengatakan bahwa upaya pembuktian forensik digital harus diulang dari awal semuanya.
“Sepertinya ada keragu-raguan dari pihak kepolisian karena mereka menyadari alat buktinya masih kurang sehingga belum merasa nyaman untuk menentukan pasal berapa dan orangnya, siapa, bagaimana kejadiannya apakah dia kerja sendiri atau menyuruh orang lain,” ungkapYesmil yang juga seorang penulis buku Pembaharuan Hukum Pidana itu.
Baca Juga: Rekonstruksi Kasus Oknum Kolonel Tabrak Lari di Nagreg, Dilaksanakan Mulai Senin Depan di TKP Nagreg
Lebih lanjut Yesmil mengatakan,penyelidikan kasus Subang ini jangan hanya berkutat pada satu orang. Tapi, hubungan-hubungan sosial antara korban ibu Tuti (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu alias Amel (23), dengan orang-orang di sekitarnya, yang misalnya punya bisnis dengannya harus benar-benar ditelusuri.
“Saya rasa polisi sudah sampai ke arah sana, cuma untuk menentukan definitifnya masih ragu-ragu. Keragu-raguannya yang semacam ini, makin lama akan semakin mengaburkan jejak-jejak yang sifatnya digital atau jejak konkrit,” tuturnya.
“Jadi menurut saya, kerja serius profesional dari polisi tidak boleh berhenti, harus lebih ditingkatkan agar kasus pembunuhan di Subang ini terungkap,” ujar Yesmil. ***