ADA DUGAAN Kekerasan Seksual yang Dialami Amel di Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Ini Alasannya

- 22 Desember 2021, 16:30 WIB
Amalia Mustika Ratu alias Amel korban kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang dibunuh berasama ibunya Tuti Suhartini dan jasadnya pada ditemukan 18 Agustus 2021 tersimpan di bagasi mobil Alphard milik keluarganya.
Amalia Mustika Ratu alias Amel korban kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang dibunuh berasama ibunya Tuti Suhartini dan jasadnya pada ditemukan 18 Agustus 2021 tersimpan di bagasi mobil Alphard milik keluarganya. /Instagram/@amaliamustika_/

DESKJABAR – Di awal-awal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang saat Polres Subang merilis hasil olah TKP menyebutkan ditemukan 2 jenasah almarhum Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustikaratu alias Amel (23) di dalam bagasi mobil Alphard.

Yang mengenaskan, kedua jasad yang dieksekusi pembunuh ibu dan anak di Subang pada 18 Agustus 2021 dinihari tersebut, ditemukan tanpa sehelai kain alias dalam keadaan telanjang.

Sebagian netizen langsung menduga ada kekerasan seksual dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, terutama dialami Amel. Alasannya, korban masih muda dan cantik.

Baca Juga: PUBLIK PENASARAN Soal Jejak Kaki, Banpol, Hingga Tong Sampah, di Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

Dugaan adanya aksi kekerasan seksual yang dialami korban, terutama Amel di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, kembali muncul dalam analisa Anjas di kanal Youtube Anjas di Thailand, yang tayang pada Rabu 22 Desember 2021.

Meski pihak kepolisian di awal kasus membantah adanya aksi kekerasan seksual yang dialami Amel saat dieksekusi di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, namun ada banyak alasan bahwa telah terjadi kekerasan seksual yang dialami Amel.

Polisi membantah adanya kekerasan seksual terhadap Amel, berdasarkan hasil otopsi pertama, bahwa tidak ditemukan adanya kekerasan seksual yang dialami korban pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut.

Baca Juga: ADA TEMUAN ANJING PELACAK yang Tidak Dipublikasikan? Ini Alasan Saksi Diminta Nulis di Kertas

Alasan terjadinya kekerasan seksual

Ada beberapa alasan menurut Anjas, yang membuat hati kecilnya sanksi dengan keterangan polisi tidak terjadi kekerasan seksual.

Alasan pertama adalah jasad Amel ditemukan telanjang dan korban masih muda dan cantik. Menurut Anjas, kekerasan seksual yang dimaksud bukan soal semata pertemuan dua alat kelamin, tetapi kekerasan seksual itu banyak bentuknya.

Menurut Anjas, bisa saja yang melakukan kekerasan seksual terhadap Amel dilakukan oleh orang yang membantu di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang. Peluang terjadinya aksi itu bisa saja terjadi pada saat orang tersebut membersihkan jasad Amel, untuk menghilangkan atau membersihkan jejak-jejak.

Alasan lainnya adalah, setelah hasil otopsi pertama polisi mau terbuka merilis ke media, seperti menyebutkan soal waktu kematian bahwa Amel meninggal sekitar jam 5 pagi dan kematian pertama terjadi 5 jam sebelumnya.

Baca Juga: Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan Memungut Sampah di Tempat Pembuangan Pasar Banjaran, Ada Apa?

Namun setelah Mabes Polri menurunkan pakar forensik dipimpin dr. Sumy Hastry yang melakukan otopsi kedua pada 2 Oktober 2021, setelah itu Polres Subang  jadi tidak terbuka ke media massa.

Meski kemudian dr. Sumy Hastry saat tampil di dialog dengan ahli kriminolog UI Adrianus Meliala, menyatakan bahwa dari hasil otopsi kedua ada dua hal berbeda dari hasil otopsi pertama.

Dua hal tersebut adalah ada koreksi waktu kematian korban dan ada penambahan terhadap hasil otopsi pertama.

Anjas menduga soal penambahan terhadap hasil otopsi kedua adalah salah satunya soal ditemukan jejak adanya kekerasan seksual yang dialami Amel.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG, Yang Terlupakan Secarik Kertas Temuan Anjing Pelacak, Ternyata Berisi Denah Arahan Pelaku

Kalau ada anggapan hal itu tidak mungkin karena hasil otopsi kedua dilakukan jaraknya cukup lama dari otopsi pertama. Apalagi, menurut dr. Sumy Hastry, semakin lama waktunya, kondisi jasad akan makin memburuk.

Namun menurut dr. Sumy Hastry, untungnya alam di kawasan makam kedua korban cukup membantu. Sebab, tanah dimakam almarhum Tuti dan Amel berada di tanah kering.

Sehingga saat dilakukan otopsi terhadap kedua jasad, kondisi luka korban mengering dan itu cukup membantu bagi mereka untuk menganalisa hasil temuan tersebut.

Jadi, menurut penilaian Anjas, tidak menutup kemungkinan di otopsi kedua itu ditemukan jejak yang mengarah telah terjadinya kekerasan seksual kepada Amel di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Jawabannya menurut Anjas kita lihat dalam persidangan nanti kerika tersangka sudah kasus pembunuh ibu dan anak di Subang sudah ditemukan, dan hasil otopsi kedua dipaparkan di persidangan. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah