PENGAKUAN KADES, Predator Seks Herry Wirawan Klaim Lembaga Pendidikan Sudah Diakui Gubernur dan Wagub

- 12 Desember 2021, 14:09 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi saat mengunjungi rumah seorang korban pemerkosaan predator seks Herry Wirawan, Minggu, 12 Desember 2021. Dedi berjanji mengangkat anak belasan
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi saat mengunjungi rumah seorang korban pemerkosaan predator seks Herry Wirawan, Minggu, 12 Desember 2021. Dedi berjanji mengangkat anak belasan /Dok. Dedi Mulyadi/

DESKJABAR – Kepala Desa atau Kades Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, memohon kepada presiden Joko Widodo harus ada perhatian khusus untuk mengawal pesantren jangan sampai asal memberikan izin.

Hal tersebut terkait dengan puluhan korban santri akibat aksi bejat predator seks Herry Wirawan di sebuah lembaga pendidikan di Bandung. Sebab, 4 korban di antaranya adalah santri asal Desa Mekarmukti.

Pengakuan Kades juga mengejutkan bahwa saat Herry Wirawan mengajak santrinya untuk bergabung di lembaga pendidikanya di Bandung, karena sekolah tersebut bagus dan sudah diakui oleh gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wagub Jabar, Uu.

Baca Juga: ADAKAH Keterlibatan Orang Penting di Pembunuhan Subang, Inilah Kejanggalan Warga di TKP dan Kehadiran BIN

Pengakuan mengejutkan Kades Mekarmukti tersebut terucap dalam kunjungan Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi dengan keluarga korban kebejatan predator seks Herry Wirawan.

Dalam rilis yang diterima DeskJabar dari Dedi Mulyadi mengatakan, Kades Mekarmukti Hikmat Wijaya saat berbincang dengan Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon memaparkan, ada sekitar delapan orang anak di desanya yang sekolah di lembaga pendidikan milik Herry Wirawan.

Dari jumlah tersebut lima orang perempuan dan sisanya laki-laki. "Nyantri itu dari tahun 2014-2015," ujar Hikmat pada Dedi Mulyadi.

Menurut Hikmat, dari lima orang perempuan, empat orang menjadi korban. Tiga orang telah melahirkan sementara satu lainnya hanya mengalami pelecehan seksual.

"Sekarang udah lahir itu dua laki-laki, satu perempuan. Paling besar empat tahun, paling kecil baru tiga-empat bulanan," ujarnya.

Baca Juga: PEKERJA Korban PHK akan Mendapatkan Uang Selama 6 Bulan, Inilah Syarat & Ketentuan yang Harus Diperhatikan

Klaim sudah diakui gubernur dan wagub

Hikmat mengemukakan, warganya tersebut mau ke Bandung karena awalnya diiming-imingi sekolah gratis. Selain itu, lembaga pendidikan itu juga disebut bagus dan telah diakui oleh Gubernur dan Wagub Jabar.

"Si Hery (pelaku) itu istrinya punya saudara nikah ke warga saya. Kasih tahu bahwa ada pesantren gratis. Mendengar itu dan diiming-iming pesantren bagus sudah diketahui Pak Ridwan Kamil dan Pak Uu makanya semangat mau sekolah ke sana," beber Hikmat.

Awal mula terungkapnya kasus, Hikmat mengatakan itu terjadi pada lebaran atau Idul Fitri 2021 ini. Saat itu salah seorang anak pulang dalam kondisi perut buncit layaknya wanita hamil.

Pada saat dicurigai hamil anak tersebut terlihat ketakutan dan tiga hari mengurung diri di kamar. Akhirnya satu hari setelah lebaran Hikmat datang ke rumah tersebut untuk membujuk korban untuk berbicara jujur.

Baca Juga: UPDATE Kasus Subang, 4 Hari Usai Kejadian, YOSEF SUBANG dan Mulyana Lakukan Pertemuan, Ada Apa?

"Saya bilang keluarga pasti terima dan akan membantu kalau kamu jadi korban pemaksaan atau pemerkosaan. Kamu juga jadi pahlawan yang bisa mengungkap kebiadaban ini. Mungkin adik-adik kamu yang belum terjadi bisa selamat," ujar Hikmat.

Setelah berhasil membujuk Hikmat pun melaporkan kasus ini ke P2TP2A Garut dan Polda Jabar. "Saya bolak-balik sekitar 10 hari ke Polda sampai pulang saya sekeluarga kena covid," ucapnya.

Laporkan ke Presiden

Ia pun berharap kepada Dedi Mulyadi sebagai wakil rakyat asal Jawa Barat bisa menyampaikan aspirasi terkait izin pendirian lembaga pendidikan. Sebab yang ia rasakan bukan hanya dari sisi moralitas tetapi ideologi pun harus menjadi perhatian khusus.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Temui Korban Predator Seks Herry Wirawan, dan Jadikan Mereka Sebagai Anak Angkat

"Saya mohon ke Kang Dedi sebagai wakil rakyat sampaikan juga ke Pak Jokowi harus ada perhatian khusus untuk mengawal pesantren jangan sampai asal memberikan izin. Dan saya mohon pemerintah membuat sekolah yang mumpuni di daerah pesisian seperti di sini ini," ujarnya.

Sementara itu Kang Dedi Mulyadi berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak dalam memilih lembaga pendidikan. Ia pun akan menyampaikan aspirasi Hikmat.

"Mudah-mudahan peristiwa ini bisa menjadi pelajaran kita semua untuk berhati-hati dalam memilih lembaga pendidikan. Perizinan lembaga pendidikan yang ideologinya bertentangan dengan kehidupan kebangsaan dan moralitas juga harus diperhatikan. Semoga ini kasus terakhir, tidak boleh terjadi lagi," pungkas Kang Dedi Mulyadi.***

Editor: Dendi Sundayana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah