Yayasan Bina Prestasi Nasional tersebut didirikan oleh Yosef dan menjabat sebagai ketua yayasan Bina Prestasi Nasional, Yoris sebagai sekretaris, bendahara di pegang korban Tuti Suhartini dan Amel. Sedangkan Danu sebagai pegawai di Yayasan tersebut.
Dan Yayasan Bina Prestasi Nasional mengelola dua lembaga pendidikan yakni SMP dan SMK.
Kedua lembaga itu melalui yayasan kerap kali mendapat bantuan dari pemerintah salah satunya dana operasional sekolah yang disebut BOS.
Dalam analisa yang dilakukan Anjas Asmara melalui Kanal YouTube Anjas di Thailand dengan tema " Menilai keterkaitan korban dengan Yayasan Bina Prestasi Nasional seperti terlupakan".
bisa ajah ada motif pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, terkait dengan dana besar yang ada di yayasan, ungkap Anjas.
Yang kita ketahui pemerintah sekarang ini menyalurkan bantuan di bidang pendidikan dengan dana terbesar kedua setelah dibidang kesehatan melalui lembaga-lembaga pendidikan.
Dana BOS yang disalurkan besarannya mencapai sekitar Rp 6 triliun, jumlah dana yang lumayan sangat besar.
Sehingga banyak kasus penyelewengan-penyelewengan dalam pemakaian dana BOS tersebut.
Bisa jadi, menurut Anjas, ada oknum di yayasan yang merasa terancam dengan keberadaan korban Tuti dan Amel.
Menurut Anjas, bisa saja dengan masuknya Tuti sebagai bendahara yayasan dan Amel sebagai sekretaris yayasan, selain sebagai pendiri, yayasan sedang mengalami kemajuan pesat.