"Kami akan terus melakukan pendamping kepada anak-anak termasuk di bidang psikologis anak," kata Ato.
KPAID juga kata dia akan melakukan pendampingan kepada para remaja jangan sampai anak yang menjadi pelaku pada video tiktok heboh di Tasikmalaya itu dikucilkan rekan-rekannya.
Ato menyebutkan akan pentingan memberikan pemahaman yang utuh bagi anak-anak tentang etika dan moral. Jangan samapai munculnya video tiktok asusila di kalangan anak-anak muncul lagi.
Video tiktok viral itu memperlihatkan adegan asusila sepasang remaja di wilayah Tasik Utara. Ada tiga video tiktok tidak senonoh yang dilakukan remaja di Tasikmalaya.
Dari video tiktok yang beredar di media sosial remaja dalam video tiktok itu terlihat masih mengenakan seragam sekolah.
Setelah video tersebut viral dan membuat heboh warga Tasikmalaya itu pelaku di video tiktok tersebut terganggu secara psikologi.
Pemeran dalam video tiktok tersebut merasa minder dan malu oleh teman-temannya di sekolah. Kondisi ini harus menjadi perhatian semua pihak agar mental anak tidak jatuh.
"Pelaku masih di bawah umur butuh penanganan untuk memulihkan psikologisnya. Dampak dari beredarnya video tersebut sangat besar pada psikologis anak, " kata Tokoh Pemuda Tasik Utara Dwi Juli Kusmorof