DESKJABAR - Ahli forensik yang juga seorang Polwan dr Sumy Hastry mengatakan pelaku kriminal semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak, termasuk dalam kasus pembunuhan Subang yang menewaskan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel Subang.
Dalam kasus pembunuh ibu anak di Subang ini, para pelaku menghilangkan jejak dengan menghapus sidik jadi. Berbagai upaya dilakukan pelaku untuk menghilangkan jejak agar tidak terdeteksi oleh polisi dalam upaya mengungkap pembunuhan Subang.
Salah satu jejak sidik jari yang tidak terdeteksi adalah di kedua jasad yaitu Tuti Suhartini, dan Amel atau Amalia Mustika Ratu. dr Sumy Hastri mengataian pihaknya tidak mendapatkan sidik jari apapun di tubuh kedua korban pembunuhan Subang ini.
Baca Juga: BOCORAN dr Sumy Hastry, di Tempat Inilah Tim Penyidik Temukan Sidik Jari di TKP Pembunuhan Subang
dr. Sumy Hastry tidak membantah jika saat ini pelaku kriminal semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak, karena saat ini melalui internet masyarakat bisa melakukan akses apapun.
“Di beberapa kasus kami menemukan ada tangan dimutilasi, kepala dihilangkan agar tdk periksa gigi. Ada juga yg hilangkan alat kelaminnya,” kata Sumy.
Soal kemungkinan ada framing dengan apa yang ditemukan dari hasil otopsi, menurut dr Sumy hastry, tim penyidik selain dari jenasah juga mengumpulkan dengan file dengan psikologi forensic, detector kebohongan, itu kan bisa sebagai bukti. Bahkan ada juga ahli poligraf mengamati karakter tulisan, itu kan juga bisa dilakukan.
“Jadi, ya tetap kepolisian juga didukung oleh tim forensik yang menyeluruh,” ucap Sumy.
Menanggapi apakah hasil forensik bisa terkontaminasi dan di framing, menurut dr Sumy Hastry, bahwa hasil forensik itu bersifat mutlak.
Hal itu dikemukakan dr. Sumy Hastry saat berdialog dengan Denny Darko dan analis yang juga Youtuber Anjas di Thailand, melalui kanal youtube Denny Darko yang tayang pada Selasa, 23 November 2021 malam.
Seperti diketahui, usai terjadinya pembunuhan Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021, saat polisi masuk TKP lantai rumah dalam keadaan basah, karena para pelaku berusaha membersihkan sidik jari termasuk di tubuh korban Tuti Suhartini dan Amel.
Kedua jasad Tuti Suhatini dan Amel sebelumnya dimandikan dulu sebelum ditumpuk di bagasi mobil Alphard.
Demikian pula di bodi mobil Alphard, tampak sudah dibersihkan oleh para pelaku untuk menghilangkan jejak sidik jari.
Namun menurut dr. Sumy Hastry, meski lingkungan TKP dan mobil dalam kondisi basah, namun tim penyidik dan tim Inafis dengan kegigihannya berhasil mengumpulkan sejumlah sidik jari.
“Temen-temen Inafis dapat bukti sidik jari dari tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, di mobil,” kata Sumy.
Meski mobil sudah dibersihkan dari sidik jari oleh para pelaku, menurut dr. Sumy Hastry, bisa saja saat dibersihkan dilakukan terburu-buru sehingga di beberapa bagian mobil ditemukan sidik jari.***