Kenangan Tahun 1980-an, Pemburu Nomor Undian Tewas Sebagai Orang Gila Pencari Kodok

- 20 Juli 2021, 18:36 WIB
Salah satu pemakaman tua di Tanjungsari, Sumedang
Salah satu pemakaman tua di Tanjungsari, Sumedang /Google Maps

DESKJABAR – Munculnya kembali bisnis judi ekonomi sulit belakangan ini, menyasar orang-orang yang sudah buntu akal mencari rejeki.

Ada kenangan tahun 1980-an banyak orang menjadi berlaku tak rasional, gara-gara ingin memperoleh petunjuk jitu memperoleh nomor undian berhadiah.

Saat itu, yang namanya judi kecil-kecilan bagi rakyat kebanyakan masih cukup banyal, seperti togel, SDSB, Porkas, dll.

Kenangan diingat, sejumlah pemburu nomor undian berubah menjadi orang gila. Penyebabnya macam-macam, mulai terlalu ketagihan membeli nomor undian, sampai akibat melakukan praktek mistis demi memperoleh petunjuk jitu nomor undian.

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpajang, Pengusaha Pribumi di Jakarta Berharap tidak Melakukan PHK

Salah satu cerita menyeramkan yang muncul, adalah kejadian pada sebuah pemakaman umum pada salah satu dusun di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, sekitar tahun 1988-1989.

Entah apakah kejadian gaib itu sebenarnya benar-benar terjadi atau sekedar cerita berkembang, namun langsung membuat orang-orang menjadi kapok melakukan hal-hal mistis demi memperoleh petunjuk jitu nomor undian.

Kisah cerita

Cerita ini diantaranya dilontarkan salah seorang warga salah satu dusun di desa bersangkutan, sebut saja, Deden (56), Selasa, 20 Juli 2021, yang masih mengingat kejadian saat dirinya berupaya memperoleh petunjuk jitu nomor undian semacam togel pada tahun 1989.

Diceritakan, ia saat itu bersama sahabat karibnya, sebus saja Unus, termasuk orang-orang yang sedang “poekeun” mencari rejeki.

Baca Juga: Inilah Cara Mulan Jameela Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha

Kebetulan, saat itu yang namanya judi dengan aneka istilah penyebutan, masih beredar cukup banyak dengan harga undian yang relatif menyasar orang kecil.

“Nekad saja, setiap ada uang diperoleh, walau kecil, sebagian disisihkan untuk membeli nomor undian. Sebenarnya sayang juga, karena semuanya belum ada hasil, tapi rasa penasaran yang membuat ketagihan membeli undian,” kata Deden.

Diceritakan, Deden bersama sahabatnya, Unus kemudian mendatangi “orang pintar” alias dukun untuk meminta petunjuk bagaimana mendapat nomor undian.

Oleh sang dukun, kemudian diberi “petunjuk” agar mendatangi sebuah pemakaman tua masyarakat di sekitar desa. Diberitahukan pula ada sejumlah cara mengundang makhluk halus, yang akan memberikan nomor undian.

Baca Juga: Cara Sederhana Menyimpan Daging Kurban Kambing Maupun Sapi di Kulkas Agar Lebih Awet

Ternyata, kata Dede, di rumah dukun tersebut, ada pula seorang wanita yang juga berminat sama. Oleh sang dukun, ketiga orang tersebut diberi petunjuk, agar makhluk halusnya cepat muncul, mereka harus memanggilnya sambil telanjang bulat.

Kejadian

Singkat cerita, pada suatu malam Jumat, ketiga orang tersebut mendatangi pemakaman tersebut menjelang tengah malam. Mereka kemudian melakukan ritual sesuai petunjuk sang dukun, mengundang makhluk halus.

Tak lama kemudian, kenang Deden, suasana pada sudut pemakaman menjadi ada angin hanya bergerak di sekitar tempat itu.

Baca Juga: Chef Cantik Farah Quinn Iri Orang-orang di Amerika Sudah Jarang Pakai Masker

“Tiba-tiba muncul keranda mayat berjalan sendiri. Kami langsung terbelalak melihatnya, namun karena langsung ketakutan, kami dalam keadaan telanjang langsung berlarian pontang-pontang panting,” kata Deden, sambil wajahnya seolah ketakutan mengingatnya.

Mungkin kita dapat membayangkan, ketiga orang tersebut kondisinya saat berlarian dalam keadaan telanjang. Kedua laki-laki berlarian sambil “ulad-alid”, sedangkan yang wanita sambil “gublah-gableh”.

Diceritakan Deden, esok harinya, sang sahabatnya itu, Unus, menceritakan, bahwa saat berlari pontang-panting, seakan melihat dari peti mati itu muncul seekor kodok besar yang dari mulutnya terlihat angka-angka.

Baca Juga: Kenangan Idul Adha di Bandung Zaman Dahulu, Ini Ceramah Ustad Abdul Rachman

Menurut Deden, dirinya langsung kapok melakukan ritual memanggil makhluk halus. Namun temannya itu, Unus, menjadi terus penasaran mencari kodok sambil sering bicara sendiri.

“Teman saya itu, kemudian dikenal sebagai orang gila pencari kodok. Bahkan, saat mayatnya ditemukan pada sebuah parit, ia didapati sedang menggondol sejumlah kodok,” kenang Deden, dengan nada sedih. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x