Kurangnya Stok Oksigen di Kota Bandung Disebabkan Panic Buying

- 5 Juli 2021, 11:13 WIB
Yana Mulyana
Yana Mulyana /Prokopim Kota Bandung

DESKJABAR - Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana, menilai, kurangnya stok oksigen yang kini terjadi, diduga disebabkan terjadinya panic buying, pada saat menggilanya kasus Covid-19.

Padahal, katanya, skema penyediaan oksigen sebenarnya sudah benar, dimana 90 persen untuk kebutuhan medis. Untuk masyarakat hanya sepuluh persen. Namun karena masyarakat tiba-tiba panik dan membeli tabung oksigen, membuat stoknya menjadi sangat kurang.

"Terjadinya panic buying ini yang menjadi penyebab sangat kurangnya stok oksigen. Selalu ada orang tiba-tiba membeli padahal sebenarnya belum membutuhkan," ujar Yana Mulyana, di Bandung, Senin, 5 Juli 2021.

Pada sisi lain, katanya, sejumlah rumah sakit pun menutup sementara layanan di Instansi Gawat Darurat (IGD) khusus Covid-19 karena stok oksigen yang semakin menipis.

Baca Juga: Farid Gaban Cuitkan Wedang Uwuh, Ini Khasiat dan Cara Membuat Minuman Tradisional asal Yogyakarta

Dia menilai para penyedia tabung oksigen memiliki batas kemampuan produksi. Untuk itu ia mendorong agar para penyedia tersebut meningkatkan kapasitas produksinya agar menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini.

"Kekurangan oksigen itu karena banyak ledakan orang bersamaan datang ke IGD,, sementara  fasilitas kesehatan segitu-gitu aja, tenaga kesehatan malah mungkin berkurang," kata Yana, dikutip Antara.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat yang tidak terlalu bergejala agar tidak langsung berangkat menuju rumah sakit agar meminimalisir adanya ledakan pasien di rumah sakit.

"Jadi itu yang mungkin membuat fasilitas kesehatan jadi kelebihan kapasitas," kata Yana.

Istilah panic buying sendiri adalah sebuah fenomena saat banyak masyarakat yang secara berlebihan membeli suatu produk atau kebutuhan karena dipicu adanya kekhawatiran akan sesuatu yang sedang atau akan terjadi.***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah