DPDS Kota Tasikmalaya: Kemiskinan Tidak Akan Hilang, Tapi Harus Diupayakan Mengentaskannya

- 7 April 2021, 08:18 WIB
Rapat koordinasi (Rakor) Dewan Penguatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya upaya pengentasan kemiskinan, di Pemkot Tasikmalaya, Selasa 5 April 2021.
Rapat koordinasi (Rakor) Dewan Penguatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya upaya pengentasan kemiskinan, di Pemkot Tasikmalaya, Selasa 5 April 2021. /DeskJabar/Zair Mahessa/

Ketua Kontan Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Tasikmalaya, Munir mengatakan, di masa pandemi Covid-19, produksi pertanian sebenarnya tidak begitu terdampak. Petani masih bisa melakukan panen seperti biasanya. Namun yang menjadi masalah pemasarannya

“Kami berharap  di Kota Tasik ada pasar tani untuk menyerap hasil produksi petani Tasikmalaya. Selain itu kami juga berharap ada instruksi kepada para ASN untuk membeli produk pertanian langsung kepada  para petani”, ujarnya.

Hal senada dikatakan Mumu dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kota Tasikmalaya. Ia menjelaskan, di masa pandemi Covid-19 banyak daerah yang melakukan lockdown. Hasil pertanian yang biasanya dijual ke luar daerah pun menjadi tidak bisa. Akhirnya produk pertanian terkonsentrasi di pasar-pasar yang ada di Kota Tasikmalaya.

“Karena pasokan melimpah ujung-ujungnya harga menjadi murah tidak sebanding dengan biaya produksi”, ungkapnya.

Sedangkan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota tasikmalaya, Rahmat menyoroti peran penyuluh pertanian yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal, penyuluh adalah guru dari petani. Menurutnya, harus ada anggaran tersendiri untuk biaya operasional penyuluh pertanian.

 “Kasihan jangan sampai harus mengeluarkan  biaya sendiri setiap kali menjalankan tugasnya.”, katanya.

Sementara itu, DR. Jajang dari kalangan akademisi menegaskan perlunya ada analisis lanjutan soal kebijakan peta kemiskinan. Menurutnya, kebijakan kemiskinan di satu kecamatan jangan disamakan dengan kebijakan kemiskinan di kecamatan lainnya.

“Kebijakannya jangan disamaratakan, permasalahan dan karakteristiknya berbeda. Tiap wilayah memiliki persoalan dan kultur masing-masing. Begitu juga pemecahannya akan berbeda pula”, katanya.

Mantan Kepala Dinas Koperasi UMKM Indag Kota Tasikmalaya Tantan Rustandi, menyarankan adanya pendekatan ganda atau kembar dalam menangani masalah kemiskinan. Pertama bagaimana menangani golongan masyarakat yang sudah telanjur jatuh ke kubangan kemiskinan. Kedua bagaimana golongan masyarakat yang belum jatuh miskin tidak jatuh ke kubangan kemiskinan.

“Solusinya, antara lain dengan jaring pengaman sosial bagi golongan yang telanjur miskin. Sedangkan solusi agar golongan yang belum miskin tidak terperosok ke jurang kemiskinan yaitu menciptakan iklim investasi usaha yang sehat”, ujarnya.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah