Baca Juga: Kota Bandung Pernah Dijuluki “Ibukota Musim Panas”, SEJARAH JAWA BARAT
Suratkabar AID de Preangerbode terbitan tahun 1931, dengan mengutip tulisan SA Reitsma dan WH Hoogland (terbitan 1921) pada 25 Mei 1810, Gubernur Jenderal, Marsekal HW Daendels, menyebut-nyebut terjadinya pemindahan ibukota Kabupaten Parakan Muncang ke Andawadak bersamaan dengan pemindahan ibukota yang baru Kabupaten Bandung ke tepian Sungai Cikapundung.
Semula, Kabupaten Parakan Muncang beribukota di Cicalengka. Sedangkan Kabupaten Bandung awalnya di Dayeuhkolot.
Urusan kopi
Berdasarkan buku Priangan de Preanger-Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811, ditulis F de Haan terbitan tahun 1910-1912, ibukota Kabupaten Parakan Muncang ada di tepian jalan raya besar, dengan didirikan oleh Wiratanoebaja I. Sebelumnya, ibukota Kabupaten Parakan Muncang adalah di Parakan Muncang dekat Cicalengka.
Sebagaimana diketahui, bahwa di Pulau Jawa, termasuk di Jawa Barat, pernah dikenal zaman cultuurstelsel atau tanam paksa, salah satunya adalah tanaman kopi di wilayah Priangan pada zaman Gubernur Jenderal HW Daendels.
Karena hasil produksi kopi itulah pemerintah Hindia Belanda kemudian menjadi kaya, lalu hasilnya disetorkan ke kerajaan Belanda.
Jan Breeman dalam buku yang ditulisnya, Koloniaal Profijt van Onvrije Arbeid, Het Preanger stelsel van gedwongen koffieteelt op Java 1720-1870 terbitan tahun 2010, menyebutkan, karena hasil produksinya disedot ke Kerajaan Belanda di Eropa sana, diam-diam orang-orang pribumi pun ingin menikmati jerih payah dari hasil mereka menanam, termasuk di Kabupaten Parakan Muncang.