Jelang Ramadhan 1442 H, Persediaan Beras di Sukabumi Mencukupi, Dinas Pertanian pun Tolak Impor Beras

- 26 Maret 2021, 00:47 WIB
Ilustrasi panen raya. Dinas Pertanian Sukabumi memastikan persediaan beras mencukupi sehingga  tegas menolak rencana impor beras. Apalagi Kabupaten Sukabumi surplus beras 350 ribu ton hingga 400 ribu ton setiap tahun.
Ilustrasi panen raya. Dinas Pertanian Sukabumi memastikan persediaan beras mencukupi sehingga tegas menolak rencana impor beras. Apalagi Kabupaten Sukabumi surplus beras 350 ribu ton hingga 400 ribu ton setiap tahun. /Pixabay/Bishnu Sarangi /

DESKJABAR - Menjelang Ramadhan 1442 H, Dinas Pertanian Sukabumi memastikan persediaan beras mencukupi, apalagi bertepatan dengan panen raya yang biasanya terjadi April.

Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi pun tegas menolak rencana impor beras lantaran setiap tahun mengalami surplus beras mencapai 350 ribu ton hingga 400 ribu ton.

"Persediaan beras hasil produksi petani di sini sangat mencukupi bahkan berlebih. Kami nilai Kabupaten Sukabumi tidak membutuhkan beras dari impor," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sudrajat, sebagaimana dilansir Antara, Jumat 26 Maret 2021.

Baca Juga: Diekspor ke 16 Negara, Porang Indonesia Berpotensi Besar Jadi Komoditas Mahkota

Sudrajat mendeskripsikan luasan sawah padi yang panen pada Februari 2020 mencapai 40.650 hektare. Dari setiap hektare tersebut, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 5,8 hingga enam ton. Dari GKG diproses menjadi beras rata-rata berkurang 30 persen.

Oleh karena itu, persediaan melimpah karena produksi beras lebih tinggi dibandingkan dengan angka kebutuhan warga Kabupaten Sukabumi yang rata-rata setiap bulan sekitar 21 ribu ton.

Belum lagi pada Maret 2021, luasan tanaman padi yang panen diprediksi mencapai 26 ribu hektare. Hal itu, tentu saja menambah persediaan beras bahkan bisa untuk menyuplai daerah lain, salah satunya Kota Sukabumi.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Penandatanganan Perjanjian Linggarjati, Upaya Diplomasi untuk Pengakuan Kedaulatan RI

Ia mengungkapkan kondisi petani khususnya di Kabupaten Sukabumi tengah bersemangat melakukan tanam padi karena hujan turun hampir sepanjang hari. Itu karena mayoritas lahan pertanian padi di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini merupakan sawah tadah hujan.

"Pada 2021 proses produksi lagi bagus-bagusnya karena hampir tidak ada hama dan penyakit di seluruh sawah yang sedang ditanami padi. Ditambah produktivitas sangat baik sehingga hasil diperkirakan melimpah," ujarnya.

Sudrajat juga mengungkapkan fakta di lapangan soal gabah kering panen (GKP) yang dibeli dengan harga Rp3.400/kg saja. Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) mencapai Rp4.200/kg. Untuk harga GKG hanya Rp4.500/kg padahal HPP yang ditetapkan Rp5.200/kg.

Baca Juga: Klaim Sinovac Vaksin Covid-19 Aman Untuk Anak, Kemenkes RI Tunggu Rekomendasi

"Melihat selisih harga tersebut, keuntungan petani dipastikan tipis. Apalagi ditambah dengan adanya beras impor sama saja 'membunuh' hasil kerja keras petani," ucapnya.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x