“Itu pendapat keliru dan sama sekali tidak benar,” ujarnya.
Catatan kasus
Disebutkan, pada 3-4 tahun yang lalu, ada beberapa laporan dari Sukabumi dan Cianjur. Kejadian kasus-pun sifatnya sporadik (1-2 kasus/tahun), dimana terakhir kasus di Sukabumi pada tahun 2018.
Baca Juga: Akhiri Bencana Kesehatan, Tokoh Garut Sosialisasikan Pentingnya Vaksinasi Covid-19
Karena sifat kasus yang sporadik ini, menurut Supriyanto, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menyebut Sukabumi dan Cianjur sebagai daerah tertular.
Namun dengan beberapa intervensi, dikatakan, baik yang dilakukan oleh dinas (provinsi dan kabupaten) maupun oleh institusi pendidikan (IPB University), “Alhamdulillah selama 2 tahun terakhir tidak ada lagi laporan kasus positif rabies dari Kabupaten Sukabumi dan Cianjur,” kata Supriyanto.
Dalam artinya, dikatakan, bahwa tidak ada laporan kasus, kalau tidak ada kasus pembuktiannya harus melalui surveilans di lapangan. “Harapannya, mudah-mufahan memang tidak ada kasus,” ujarnya. ***
Baca Juga: Musim Tanam Awal 2021, Jawa Barat Peroleh Alokasi Pupuk Bersubsidi 123.269 Ton