Covid-19: Di Garut Pasien Positif Tak Pernah Menurun, Itu Rekayasa?

- 20 Desember 2020, 20:18 WIB
KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Maskut Faridz.
KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Maskut Faridz. /DeskJabar/

DESKJABAR - Warga yang terinspeksi Covid-19 di Kabupaten Garut, Jawa Barat tak pernah menurun malah terus meningkat. Saat ini, status Garut pun kembali masuk zona merah.

Tak pernah menurunnya kasus Covid-19 itu menimbulkan spekulasi bahwa itu rekayasa. Di tengah masyarakat Garut beredar issu jika seseorang bersedia dinyatakan pasein positif Covid-19 akan dibayar sekitar Rp 6 juta. Ujungnya  muncul dugaan jika meningkatnya warga yang terkonfirmasi positif itu pun adalah rekayasa.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Maskut Faridz, saat dikonfirmasi masalah dugaan rekayasa itu, sebelum menjawab ia tersenyum dulu, baru langsung membantahnya jika hal itu semuanya tidak benar.

Baca Juga: Karyawannya 40 Positif Covid-19 dan 1 Meninggal, Kenapa PT. Cang Shin di Garut Tidak Ditutup?

Baca Juga: Rapid Test Antigen Tak Wajib untuk Anak Di Bawah Usia 12 Tahun, Satgas Covid-19 Rilis Aturan Baru

"Saya tegaskan, tidak ada praktek-praktek seperti itu. Enggak ada itu, dan tidak mungkin terjadi, tidak akan berani. Kan semuanya ada prosesnya saling konfirmasi dari mulai gugus tugas - rumah sakit – dinkes - hasil lab, dan seterusnya ke pihak lainnya. Jadi gak mungkin itu terjadi," katanya Minggu 20 Desember 2020.

Menurut Maskut, anggaran biaya yang dikeluarkan untuk menangani pasein Covid-19, satu sama yang lainnya tidak mungkin sama karena tergantung dari kasusnya. Namun rata-rata biaya perawatanya mencapai Rp 5 - 6 juta per orang. Atau bisa saja lebih dari itu tergantung kondisinya.

“Artinya klaim satu orang kalau kasusnya berat sampai ke ICU lebih mahal. Tapi kalau kasusnya ringan hanya makan saja di rumah sakit akan murah. Tetapi yang kasusnya berat itu bisa sampai Rp 20 juta kalau lebih berat lagi bisa lebih dari Rp 20 juta, bisa juga kurang tergantung dalam penanganannya," jelasnya.

Maskut menuturkan, pasein yang sampai meninggal dunia dinyatakan positif Covid-19 itu bisa saja bawaan dari penyakit penyertanya, tetapi bisa juga hanya terpapar virus corona. Konkritnya, sebelum masuk rumah sakit keluarga bilang pasien mengidap satu penyakit lain di luar Covid-19.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x