Ratusan Nelayan Pantai Selatan Cianjur Berhenti Melaut, Ternyata Ini Penyebabnya

- 18 Desember 2020, 18:48 WIB
Ilustrasi gelombang tinggi.
Ilustrasi gelombang tinggi. /Pixabay/ Pixabay


DESKJABAR
- Ratusan nelayan di pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, berhenti melaut, karena cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, sehingga sebagian besar terpaksa menganggur karena tidak memiliki keahlian lain.

BPBD Cianjur sejak jauh hari mengimbau nelayan untuk tidak melaut, karena puncak La Nina yang diperkirakan akan terjadi akhir tahun.

"Sudah satu pekan terakhir, sekitar 450 orang nelayan aktif di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, tidak melaut karena cuaca ekstrem ditambah gelombang tinggi, sehingga berisiko terhadap keselamatan nelayan," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama Nelayan Jayanti saat dihubungi, Jumat, 18 Desember 2020.

Baca Juga: Biaya Tes Cepat Antigen Swab di Pulau Jawa Rp 250 Ribu

Ia menjelaskan, sebagian besar nelayan yang tidak melaut terpaksa mendaratkan perahu, karena takut rusak  dihantam gelombang.

Untuk mengisi kegiatan sehari-hari mereka memilih memperbaiki perahu yang rusak atau memperbaiki jaring untuk digunakan kembali ketika cuaca mulai bersahabat.

Hanya sebagian kecil yang beralih profesi agar tetap memiliki pendapatan selama tidak melaut, mulai dari kuli tani atau buruh serabutan.

Baca Juga: Porda Jabar 2022, Kabupaten Bekasi Mengincar Gelar Juara Umum, Kota Bandung Jadi Pesaing Utama

"Paling jadi buruh tani atau kuli bangunan, agar tetap mendapat penghasilan, sebagian besar menganggur, untuk mengisi kesibukan paling memperbaiki perahu yang rusak," katanya.

Kepala UPTD PPI Jayanti, Eli Muslihat, mengatakan, sejak satu bulan terakhir, cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi melanda sebagian besar pantai selatan Jawa Barat, sehingga berisiko ketika ada nelayan yang memaksakan diri untuk melaut, sehingga pihaknya mengimbau nelayan agar tidak dulu melaut.

Halaman:

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x