DESKJABAR – Meski sudah diontrog Pj Gubernur Jabar ke Kementerian PUPR, namun hingga saat ini lelang proyek Tol Getaci (Gedebage – Tasikmalaya- Ciamis) belum jelas juga. Bahkan, jadwal prakualifikasi kembali mendapatkan perubahan jadwal alias molor lagi.
Kapan pelaksanaan lelang Tol Getaci memang layak dipertanyakan karena hingga saat ini tidak ada jadwal yang pasti sejak tahun 2023. Pertanyaan itu muncul karena panitia lelang kembali memundurkan jadwal prakualifikasi.
Padahal, pada 28 Februari 2024, Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin serta PJ Walikota Bandung, Bambang Tirtoyuliono “mengontrog” ke Kementerian PUPR untuk mempertanyakan kelanjutan sejumlah megaproyek di Jawa Barat, salah satunya proyek Tol Getaci.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang menerima rombongan Bey Tradi menegaskan komitmennya untuk melanjutkan 5 proyek di Jabar di antaranya Tol Getaci dan Tol Dalam Kota bandung atai BIUTR.
Pemunduran jadwal prakualifikasi lelang proyek Tol Getaci bukanlah yang pertama kali namun untuk yang kelima kali sejak rencana pertama di akhir tahun 2023.
Perubahan jadwal prakualifikasi lelang Tol getaci yang berulang-ulang tersebut membuat sejumlah pemilik lahan yang terdampak proyek jalan tol pertama di wilayah Priangan Timur tersebut, menjadi cemas.
Kecemasan tersebut terlihat dari komentar-komentar mereka di kanal YouTube Nirwati Channel yang rajin menginformasikan perkembangan pembebasan lahan proyek Tol Getaci di segmen 1 ruas Gedebage hingga Banyuresmi, Kabupaten Garut.
Padahal sebelumnya anggota Badan Pengawas Jalan Tol (BPJT) Sony Sulaksono mengemukakan bahwa setelah prakualifikasi lelang, diperkirakan pada Maret 2024 calon investor yang akan mengikuti lelang proyek Tol Getaci baru ketahuan.
"Saat ini tol Getaci masih dalam proses prakualifikasi. Target Maret sudah ada calon-calon untuk masuk tahap tender. Target kita penetepan pemenang akan sekitar Agustus dan perjanjian pengusahaan jalan tol (perjanjian invertasi) sekitar September 2024," ujarnya.
Pada Rabu 28 Februari 2024 kemarin, Gubernur Jabar dan Walikota Bandung memang sengaja datang ke Kantor Kementerian PUPR Jakarta untuk menanyakan sejumlah proyek di Jabar yang telah lama direncanakan namun belum juga dieksekusi.
Perubahan Jadwal ke 5 Kalinya
Mengutip laman bpjt.pu.go.id tentang proses lelang proyek Tol Getaci, ternyata per tanggal 1 Maret 2024 jadwal prakualifikasi lelang mengalami perubahan lagi. Perubahan ini merupakan yang ke-5 kalinya sejak tahun 2023.
Sebelumnya, perubahan terakhir kali terjadi ketika panitia lelang memundurkan batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi lelang berubah menjadi 7 Februari 2024. Sedangkan batas akhir penyerahan dokumen prakualifikasi diundur hingga 4 Maret 2024.
Pada jadwal terakhir sebelum dimundurkan adalah batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi lelang pada 30 Januari 2024 dan batas penyerahan dokumen ditutup pada 2 Februari 2024.
Hingga saat ini tidak ada penjelasan dari panitia lelang proyek Tol Getaci atas pemunduran batas akhir prakualifikasi lelang proyek Tol Getaci. Dengan pemunduran batas akhir prakualifikasi lelang tersebut otomatis jadwal pelaksanaan lelang juga akan mundur.
Baca Juga: BIO FARMA Siapkan 10 Bis untuk Mudik Gratis Lebaran 2024, Cek Rute, Cara Daftar dan Persyaratannya
Per 1 Maret 2024, jadwal prakulifikasi lelang kembali molor. Batas akhir pengambilan dokumen prakulifikasi yang seharusnya berakhir 29 Februari diundur satu bulan menjadi 28 Maret 2024.
Sementara itu, batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi yang semula 4 Maret 2024 menjadi 1 April 2024.
Pada pekan depan atau tepatnya pada Kamis 14 Maret 2024 akan dilaksanakan penjelasan dokumen prakualifikasi lelang Tol Getaci. Pelaksanaan ini baru pada pekan depan setelah mengalami pengunduran jadwal berbulan-bulan dari rencana semula di tanggal 7 Novenber 2023.
Sementara itu di hari yang sama pada Kamis 14 Maret 2024, di kantor Desa Cijagra, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, akan dilakanakan pembayaran ganti rugi susulan atas lahan yang terdampak proyek Tol Getaci.
Pembayaran susulan itu untuk sejumlah warga di Desa Cijagra, Desa Cigentur, Desa Karangtunggal, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, serta warga Desa Mandalawangi Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. ***