DESKJABAR - Beginilah kesaksian warga Cicalengka sesaat setelah terjadinya tabrakan Kereta Api Turangga dengan KA Commuterline Bandung Raya, Jumat 5 Desember 2024 pukul 06.03 WIB di petak jalan kereta antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka di Kabupaten Bandung.
Dalam peristiwa tragis tabrakan Kereta Api Turangga dengan KA Commuterline, PT KAI melaporkan ada empat korban yang meninggal dunia di tempat kejadian. Empat korban yang tewas adalah masinis, asisten masinis, pramugara, dan Polsuska yang tengah bertugas.
Selain menewaskan 4 orang, sebanyak 33 penumpang mengalami luka-luka, dan dilarikan ke RS terdekat seperti RSUD Cicalengka sebanyak 26 orang, lalu RS AMC dua orang, RS Edelweiss dua orang, dan RS Santosa tiga orang.
Baca Juga: TRAGIS Tabrakan Kereta Api Turangga Dengan KA Lokal Commuter Line di Cicalengka Jawa Barat
Sesaat setelah terjadi tabrakan Kereta Api Turangga dengan KA Commuterline Bandung Raya, ada warga Cicalengka yang kebetulan berada di lokasi kecelakaan mengaku melihat rangkaian kereta masih melaju sesaat setelah terjadi tabrakan.
Menurut Titi Rohaeti (53) yang merupakan warga setempat, dirinya mengaku mendengar suara tubrukan yang tidak begitu keras dan melihat rangkaian kereta dari Timur masih melaju setelahnya.
"Jadi terdengarnya 'brak', gak terlalu keras. Dan begitu suara terdengar, rangkaian keretanya juga masih maju. Dua kereta bagian belakang kemudian baru berhenti di depan rumah," ucapnya.
Mengalami Luka-Luka
Setelah kejadian tersebut, Titi dan suaminya serta anaknya mengecek keadaan kereta Turangga yang membawa 287 penumpang dan KA Commuterline Bandung Raya dengan 191 penumpang yang bertabrakan tersebut.
Titi menyebutkan, selepas kejadian tabrakan tersebut banyak penumpang yang turun dan terlihat mengalami luka-luka. "Penumpang yang turun rata-rata berdarah di hidung dan area bibirnya," kata Titi seperti dikutip dari Antara.
Akibat tabrakan dua Kereta Api di jalur menikung itu, menyebabkan lokomotif dan empat gerbong eksekutif KA Turangga dari arah Timur anjlok.
Sementara lokomotif dan tiga kereta KA Commuterline Bandung Raya keluar jalur, bahkan kereta terdepan menumpuk ke lokomotif hingga terpental ke sawah dan satu lainnya terguling.
Sebagian besar penumpang yang selamat dan tidak mengalami luka luka, kemudian diangkut ke Stasiun Bandung dengan menggunakan bus dan minibus bagi penumpang KA Turangga.
Baca Juga: TRAGEDI Kereta Api Cicalengka, 4 Tewas Termasuk Masinis KA Turangga & 35 Penumpang Luka Luka
Sementara bagi para penumpang KA Commuterline Bandung Raya diarahkan ke Stasiun Cicalengka sebagai pemberhentian terakhir.
Memeriksa Perekam Data
Mengenai penyebab kejadian tabrakan kedua KA ini, Investigator Keselamatan Perkeretaapian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Gusnaedi Rachmanas mengungkapkan pihaknya akan memeriksa perekam data (data logger) perjalanan sampai saksi-saksi atas kejadian tabrakan kereta api.
"Jadi data logger kereta, kemudian data persinyalan, dan keterangan saksi-saksi itu termasuk data-data yang kami himpun dan kumpulkan untuk menjadi satu kesimpulan," ucap Gusnaedi di lokasi kecelakaan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat.
Gusnaedi menyebutkan, perekam data tersebut berada di lokomotif yang mencatat kecepatan, tekanan pengereman dari sarana transportasi tersebut.
"Jadi rekaman-rekaman dari si sarananya. Namun kami lihat dulu apakah ada data loggernya atau tidak," ujar dia.
Lebih lanjut Gusnaedi menambahkan perekam data pada persinyalan itu adalah perangkat terpisah yang juga akan diperiksa oleh KNKT sebagai sumber data dalam pengambilan kesimpulan penyebab kecelakaan.
"Kemudian keterangan saksi-saksi, pokoknya pihak-pihak yang terlibat dalam pengoperasian KA ini proses pelayanan, proses pengoperasian, itu masuk subjek yang kami wawancara, sebagai sumber data yang dibutuhkan," tuturnya seperti dikutip dari Antara.***