Musim Hujan, Petani Teh Perkebunan Rakyat di Kabupaten Bandung Ceria

1 Desember 2023, 14:05 WIB
Mochamad Sopian Ansori, Petugas POPT Ahli Muda dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, dan Heru petani teh perkebunan rakyat di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jumat, 1 Desember 2023. /dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR – Suasana musim hujan yang mulai membesar di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, membuat para petani teh perkebunan rakyat dan masyarakat setempat berbahagia. Sebab, pucuk teh mulai kembali bertumbuhan untuk meningkatkan penghasilan usaha para petani dan para pemetik.

Gambaran keceriaan para petani perkebunan teh rakyat tampak di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten  Bandung, Jumat, 1 Desember 2023. Sebab, penghasilan usaha diyakini kini akan kembali membaik pasca usainya musim kemarau panjang lalu.

 

 

Pada bulan Desember 2023 dan musim hujan tahun 2024, akan kembali tampak banyak orang kegiatan memetik teh pada usaha perkebunan rakyat di Kabupaten Bandung. Musim hujan merupakan masa-masa usaha perkebunan teh menuai penghasilan bagus, apalagi diselingi sinar matahari.

Baca Juga: DTI Terapkan Standar Teh Indonesia untuk Kualitas dan Keamanan Produk

Suasana petani teh

Heru, salah seorang petani teh asal Desa Cisondari,  Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, pada Jumat, 1 Desember 2023, kembali ceria setelah selama beberapa hari terakhir turun hujan di kebun teh miliknya.

Bagaimana tidak ceria, selama lima bulan terakhir tidak ada hujan berarti tidak ada pucuk teh baru berimbas pada tidak ada pemetikan.

Mochamad Sopian Ansori, Petugas POPT Ahli Muda dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang sedang di lapangan mengamati fenomena keceriaan petani teh di Cisondari, memperoleh sejumlah informasi.

“Situasinya tampak sangat menggembirakan masyarakat desa yang mencari nafkah dari usaha perkebunan teh rakyat,” ujar Sopian Ansori.

 

Disebutkan, melihat perkembangan pada awal Desember 2023 ini, diprediksi pada pekan ketiga Desember 2023 diprediksi mulai memasuki musim petik teh pada kalangan petani di Kabupaten Bandung. Musim ini merupakan yang pertama, pasca tanaman teh menderita karena kemarau panjang lalu.

Menurut Sopian Ansori, saat ini harga pucuk teh kepada petani sedang Rp 2.300/kg, dimana upah petik adalah Rp 800/kg, dimana pada suatu areal perkebunan teh rakyat di Cisondari diprediksi menghasilkan 1 ton pucuk per bulan.

“Bergairahnya usaha perkebunan teh rakyat di Desa Cisondari, selain usaha bagi petani juga mampu memberikan peluang kerja bagi 12 orang tetangganya. Bahkan jika sedang musim petik, penghasilan para pemetik rata-rata bagus,” ujar Sopian Ansori.

Disebutkan, sebagai buruh petik harian dengan pendapatan sekitar Rp 100 ribu/hari jika sedang musim petik. Namun selama kemarau mereka hanya punya penghasilan rata-rata Rp 25 ribu/hari.

Baca Juga: Banyak Tempat Nongkrong Asyik pada Perkebunan Teh di Kertasari, Pangalengan, Bandung

Gambaran perbandingan

Sementara itu, sebagai gambaran perbandingan, Pemprov Jawa Barat menetapkan Upah Minimum Kabupaten Bandung untuk tahun 2024 sebesar Rp 3.527.697. Diketahui, UMK lebih mengacu kepada upah pekerja pabrik alias industri.

 

Jika diketahui penghasilan upah buruh petik teh ketika musim hujan di Kabupaten Bandung rata-rata mencapai Rp 100 ribu per hari, artinya tidak berbeda jauh penghasilannya dengan di pabrik. 

Seandainya pemetik teh bekerja selama 26 hari dengan pengasilan Rp 90.000-120.000/hari, maka penghasilan Rp 2,3 juta-Rp 3,12 juta/bulan. Apalagi, kehidupan masyarakat desa tidak begitu tinggi beban hidupnya dibandingkan para pekerja di pabrik atau industri. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler