DESKJABAR – Uodate terbaru. Saat Menteri PUPR sudah menetapkan bahwa proyek Tol Getaci akan diprioritaskan segmen Gedebage hingga Ciamis, Pemkab Tasikmalaya kembali menyatakan usulannya terkait penambahan exit tol di wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Usulan penambahan exit Tol Getaci di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dari 1 exit tol menjadi 3 exit tol berdasarkan berbagai pertimbangan, selain masalah lalulintas juga terkait pengembangan ekonomi wilayah.
Hal itu dikemukakan Sekda Kabupaten Tasikmalaya, Muhamah Zen, saat menghadiri pelepasan rombongan haji Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat 16 Juni 2023.
Usulan penambahan exit Tol Getaci sebelumnya pernah dikemukakan Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto pada Januari 2023. Menurutnya, usulan penambahan exit tol itu sudah dikomunikasikan kepada Kementerian PUPR melalui Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Menurut Sekda Kabupaten Tasikmalaya, untuk proses pembebasan lahan di wilayah Tasikmalaya baru dimulai pada tahun 2024 setelah ada pemenang tender. Saat ini proses pembebasan lahan Tol Getaci baru sampai wilayah Garut.
Lokasi Penambahan Exit Tol Getaci dan Alasannya
Mengutip dari laman kabar-singaparna.com, Sekda Kabupaten Tasikmalaya Muhamad Zen mengatakan bahwa exit tol tambahan yang diusulkan adalah di jalur Ciawi-Singaparna atau Cisinga) serta di Kecamatan Cineam.
Pada rencana awal pembangunan Tol Getaci yang akan membentang dari Gedebage, Kota Bandung) hingga Cilacap sepanjang 206,65 kilometer, akan ada 10 simpang susun dan exit tol. Di wilayah Tasikmalaya sendiri ada 2 exit tol yakni di Singaparna (Kabupaten Tasikmalaya) dan di Kecamatan Kawalu (Kota Tasikmalaya).
Muhamad Zen mengatakan bahwa usulan penambahan exit tol baru di wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah selain mengurai kemacetan juga untuk meningkatkan potensi dan akses ekonomi wilayah sekitarnya.
Alasan Exit Tol Cisinga
Adapun menurut Muhamad Zen, alasan penambahan exit tol di Cisinga adalah untuk mempermudah jalur Tasik Utara. Karena bila exit tol tersebut hanya di wilayah Singaparna saja akan terjadi kemacetan lalulintas di pusat Kota Singaparna.
"Apalagi belum adanya jalan lingkar saat ini. Sehingga bila semua bertumpu di Singaparna, maka akan terjadi krodit lalulintas," katanya.
Alasan lainnya adalah karena di wilayah Padakembang juga rencananya akan dibangun pasar dan terminal, relokasi dari lokasi Pasar dan Terminal Singaparna saat ini. Maka dengan adanya exit tol, maka ia menilai akan hidup dan mempermudah akses ekonomi masyarat.
Muhamad Zen juga menambahkan bahwa nantinya exit tol Cisinga tersebut tidak hanya dinikmati oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi juga bisa dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Garut dan sekitarnya.
Sebelumnya Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengatakan bahwa wilayah Kabupaten Tasikmalaya utara merupakan wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan karena telah didukung oleh infrastruktur yang cukup lengkap seperti kondisi jalan yang mulus, pasar Rajapolah, Pasar Ciawi, terminal, lembaga pendidikan yang cukup lengkap mulai TK hingga Perguruan Tinggi.
Hal itu juga diungkapkan Anggota DPRD Jawa Barat Yod Mintaraga, saat kepada media berbicara tentang wacana Tasikmalaya utara ini sebagai daerah otonom yang terpisah dari Kabupaten Tasikmalaya.
“Tasik Utara itu kondisi infrastruktur sudah bagus jalan-jalan sudah di hotmix sampai pedesaan, pasar dan terminal ada juga jadi bisa saja untuk pemekaran,” ujarnya.
Menurutnya, potensi wilayah ini juga cukup beragam seperti pertanian, perkebunan, peternakan, bahkan gas bumi Karaha bodas berada di Tasik Utara.
Wilayah ini juga punya potensi wisata yang beragam, seperti wisata air panas, bumi perkemahan, sentra kerajinan anyaman di Rajapolah.
Keberadaan exit tol Getaci di Ciawi diharapkan bisa membuka potensi wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagian utara seperti Ciawi, Rajapolah, Cisayong, Indihiyang.
Alasan Exit Tol Cineam
Sementara itu saat berbicara kepada media pada Januari 2023, Bupati Tasikmalaya mengemukakan sejumlah alasan perlunya exit Tol Getaci di Cineam karena untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di wilayah timur.
Exit tol ini juga dibutuhkan sejalan dengan rencana pengembangan wisata serta dengan adanya Bendungan Leuwikeris yang sata ini dalam taraf penyelesaian pembangunan fisiknya.
Di Wilayah Cineam dan sekitarnya seperti Cineam, Manonjaya, Salopa, Karangjaya, saat ini tengah dikembangkan potensi wisatanya.
Seperti di Kecamatan Karangjaya ada salah satu destinasi wisata alam yang sudah cukup dikenal yakni Pangangonan Hill.
Sedangkan di Kecamatan Cineam, sedang mengembangkan wisata rintisan, di antaranya Desa Cikondang, Madiasari, Nagaratengah, Ancol, dan Rajadatu.
Di Desa Rajadatu, ada beberapa destinasi wisata yang bakal dikembangkan, diantaranya wisata alam/air, wisata pertanian, wisata religi, dan wisata kuliner.
Wisata alam/air yang berpotensi yang bisa dijadikan untuk Rafting atau arung jeram di Sungai Cilembang kedusunanan Tambangdora, serta wisata pertanian dengan tanaman alpukat dan durian, serta ada beberapa situs yang ada di Rajadatu.
Sedangkan di Desa Madiasari tengah dikembangkan wisata berbasis wisata alam, kebudayaan serta kesenian tradisional. Selain itu, juga ada wisata religi ada semacam makam peninggalan sejarah, dan yang tak kalah penting wisata yang berbasis kreativitas masyarakat yaitu kerajinan tangan.***