DI TITIK Awal Tol Getaci di Gedebage Diusulkan Ada Destinasi Wisata Baru, Akses UMKM Tasikmalaya Makin Mudah

5 Juni 2023, 08:58 WIB
IKTASI Usulkan Pasar Cimol Gedebage jadi pusat perdagangan tekstil dan destinasi wisata tekstil. UMKM Fashion Tasikmalaya aksesnya akan semakin mudah jika Tol Getaci rampung /dok. Sokoguru/

DESKJABAR – Titik awal proyek Tol Getaci di kawasan Gedebage akan kembali bergeliat dengan akan bertambahnya destinasi wisata baru. Bagi warga Tasikmalaya, khususnya UMKM fashion, akses akan semakin mudah dengan keberadaan Tol Getaci tersebut.

Destinasi wisata baru di kawasan Gedebage tersebut diusulkan Insan Kalangan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI). Usulan adanya destinasi wisata baru tersebut, diusulkan Ketua Umum IKATSI M. Shobirin F Hamid.

Baca Juga: DAFTAR Desa di Bandung yang Masuk Daftar Penantian Panjang UGR Proyek Tol Getaci, Baru 4 Desa yang Rampung

Shobirin mengusulkan kawasan Gedebage, khuusnya pasar pakaian bekas Cimol, dijadikan sebagai sentra perdagangan tekstil sekaligus sentra wisata tekstil.

Dengan akan segera dibangunnya Tol Getaci dengan titik awal di kawasan Gedebage, Kota Bandung, maka destinasi wisata baru itu dinilai strategis, khususnya bagi UMKM fashion di kawasan priangan timur, termasuk di Tasikmalaya, akses mereka ke pasar tekstil akan semakin mudah.

Apalagi selama ini, Tasikmalaya juga dikenal sebagai sentra busana seperti kain border yang sudah sangat dikenal. Pada tahun 2010, Tasikmalaya juga ditetapkan sebagai sentra busana muslim.

Saat ini sendiri kawasan Gedebage menjadi kawasan yang banyak dikunjungi warga karena ada sejumlah destinasi wisata seperti stadion GBLA, Mesjid Raya Al Jabbar, serta Museum Nike Ardila.

Destinasi Wisata Tekstil

Sementara itu mengutip dri kantor berita Antara, Ketua Umum IKATSI M. Shobirin dalam keterangan tertulisnya pada Minggu 4 Juni 2023 mengatakan bahwa pihaknya mengusulkan kawasan Gedebage, Bandung, Jawa Barat, khususnya pasar pakaian bekas Cimol, menjadi sentra perdagangan tekstil sekaligus destinasi wisata tekstil.

"Walaupun dijadikan sentra perdagangan tekstil sekaligus destinasi wisata tekstil, tapi tetap dengan mengedepankan unsur kekhasan tersendiri, sehingga tetap menjadi tujuan utama masyarakat berbelanja tekstil dan produk tekstil dan aksesoris tekstil lainnya," katanya.

Baca Juga: Pesta Budaya Warnai Helaran Semarak Hari Jadi Bogor ke 541, Ribuan Warga Bogor Tumpah Ruah

Shobirin mengatakan bahwa penurunan performa industri tekstil bukan hanya dipicu aktivitas thrifting, salah satu yang perlu ditindak yakni impor barang bekas ilegal, di samping impor barang TPT yang sebetulnya tidak perlu diimpor.

"Justru yang paling penting bagaimana memberantas impor tekstil ilegalnya dan penyalahgunaan impornya. Jadi (thrifting) ini ancamannya ada, tapi bukan jadi pemicu utama," kata dia.

Ia mencontohkan, dengan asumsi ada sekitar 2.000 pedagang pakaian bekas di Gedebage, Kota Bandung, maka perputaran uangnya kira-kira Rp120 miliar per bulan jika tiap pedagang meraup omzet sebesar Rp2 juta per hari.

Nilai tersebut, kata Shobirin, relatif kecil, sebab putaran uang di Gedebage hanya setara omzet di dua pabrik ukuran menengah atau sedang.

Ia pun mendukung itikad pemerintah dalam menekan dampak negatif dari thrifting seperti aspek kesehatan dan ekonomi, yang mana penjualan barang bekas tidak merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun, ia tetap meminta pemerintah agar memberi regulasi dan solusi jangka panjang yang jelas terhadap pelaku bisnis barang bekas saat ini.

"Solusinya, pemerintah harus bisa memproteksi market dalam negeri dan memberikan berbagai insentif yang berdampak dalam jangka pendek dan panjang untuk merangsang pertumbuhan perusahaan baru dan meningkatkan efisiensi serta daya saing industri lokal," kata dia.

Baca Juga: Roadshow Bus Antikorupsi Warnai Puncak Acara Hari Jadi Bogor ke 541, Ratusan Nasi Tumpeng Digelar

Dengan demikian, jangan sampai tergantung pada barang impor mulai bahan baku sampai produk jadi. Apabila industri dalam negeri hidup dan meningkat, maka akan menghasilkan efek berganda seperti naiknya lapangan kerja dan penurunan tingkat pengangguran.

Tidak Jauh dari Junction Gedebage

Jika usulan IKATSI terwujud, maka akan cukup membantu bagi sektor UMKM yang bergerak di bidang fashion. Keberadaan Pusat Perdagangan Tekstil itu akan membantu sektor UMKM tidak saja sebagai sumber bahan baku tetapi juga sebagai pasar produksi mereka.

Lokasi destinasi wisata Tekstil Gedebage ini tidak relatif jauh dari nantinya dari Junction Gedebage yang akan menjadi titik awal Tol Getaci. Lokasi wisata tekstil itu berada di persimpangan Jalan Soekarno dan Gedebage.

Bagi warga dari luar kota Bandung, terutama pelaku UMKM fashion dari wilayah priangan timur, aksesnya akan sangat mudah dan cepat jika nantinya Tol Getaci sudah rampung.

Seperti diketahui, proyek jalan tol yang akan membentang dari Gedebage hingga Cilacap, akan dibangun dalam 2 tahap yakni Tahap 1 dari Gedebage hingga Tasikmalaya, dan Tahap 2 dari Tasikmalaya hingga Cilacap.

Baca Juga: Tasikmalaya - Jakarta Hanya 45 Menit, Citilink Akan Terbang dari Bandara Wiriadinata

Saat ini, proses pembebasan lahan Tol Getaci baru berjalan di segmen Seksi 1 yakni dari Gedebage hingga Kecamatan Banyuresmi, Garut. Jika Seksi 1 sudah beras akan dilanjut ke Seksi 2 dari Banyuresmi Garut hingga Tasikmalaya.

Nantinya Tol Getaci di wilayah Gedebage akan dimulai dari Junction Gedebage di KM 149 Tol Padaleunyi. Junction ini nantinya akan menghubungkan Tol Getaci dari arah selatan ke utara terhubung ke BIUTR (Bandung Intra Urban Toll Road), serta menghubungkan dengan Tol Padaleunyi yang membentang dari Barat ke Timur.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meresmikan renovasi Alun Alun Singaparna Februari lalu mengatakan bahwa nantinya jika Tol Getaci rampung maka waktu tempuh dari Tasikmalaya ke Bandung hanya sekitar 40 menit saja. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler